Ranah Kognitif adalah kemampuan berpikir, kompetensi
memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan dan
penalaran.
Ranah afektif
adalah berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat penerimaan atau penolakan
terhadap suatu objek.
Ranah psikomotor adalah kompetensi melakukan pekerjaan
dengan melibatkan anggota badan, kompetensi yang berkaitan dengan gerak fisik.
Taksonomi Tujuan Pendidikan
Menurut Bloom
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi
hasil belajar siswa yang
diharapkan,
diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku
yang dapat dikerjakan dan diukur. Tujuan berkaitan dengan sifat secara
operasional dan tujuan pembelajaran khusus (Subiyanto, 1986: 46).
Taksonomi tujuan pembelajaran dalam
kawasan kognitif menurut Bloom terdiri atas enam tingkatan yaitu :
(1) Pengetahuan
(2) Pemahaman
(3) Penerapan
(4) Analisis
(5) Sintesisdan
(6) Evaluasi.
Keenam jenis taksonomi tersebut
diuraikan sebagai berikut ini.
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah kemampuan yang paling
rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui
adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek, ide,
prosedur, prinsip atau teoriyang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa
memanipulasikannya dalam bentuk atau simbol lain. Kemampuan mengetahui sedikit
lebih rendah dibawah kemampuan memahami, karena itu orang yang mengetahui belum
tentu memahami atau mengerti apa yang diketahuinya.
2. Pemahaman
Pemahaman adalah kemampuan untuk
memahami segala pengetahuan yang diajarkan seperti kemampuan mengungkapkan
dengan struktur kalimat lain, membandingkan, menafsirkan, dan sebagainya.
Kemampuan memahami dapat juga disebut dengan istilah “mengerti”. Kemampuan-kemampuan
yang tergolong dalam taksonomi ini, mulai dari yang terendah sampai yang
tertinggi ialah:
a.
Translasi yaitu kemampuan
untuk mengubah simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna.
b.
Interpretasi yaitu kemampuan
untuk menjelaskan makna yang terdapat di dalam simbol, baik simbol verbal maupun
nonverbal.
c.
Ekstrapolasi yaitu kemampuan
untuk melihat kecenderungan atau arah atau kelanjutan dari suatu temuan.
3. Penerapan
Penerapan adalah kemampuan untuk
menggunakan konsep, prinsip, prosedur atau teori tertentu pada situasi
tertentu. Seseorang menguasai kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan,
mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan, dan mengidentifikasikan mana
yang sama.
4. Analisis
Analisis adalah usaha memilah suatu
integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehinggga jelas susunannya.
Secara rinci Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu:
a.
Menganalisis unsur
b.
Menganalisis hubungan
c.
Menganalisis prinsip-prinsip
organisasi.
5. Sintesis
Jenjang sintesis merupakan kemampuan
untuk mengintegrasikan bagianbagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan
yang terpadu, atau menggabungkan bagian-bagian sehingga terjelma pola yang
berkaitan secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang
ada hubungannya satu dengan yang lainnya.
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan kemampuan tertinggi,
yaitu bila seseorang dapat melakukan penilaian terhadap suatu situasi,
nilai-nilai, atau ide-ide. Evaluasi ialah kemampuan untuk mengambil keputusan,
menyatakan pendapat atau member penilaian berdasarkan kriteria-kriteria
tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.
Taksonomi tujuan pengajaran pada kawasan afektif dikategorikan dalam
lima
jenis kategori yang menurut W. Gulo (2002: 66) yaitu:
a.
Penerimaan
b.
Tanggapan
c.
Penilaian
d.
Pengelolaan
e.
Penghayatan (karakterisasi).
a. Penerimaan meliputi penerimaan secara pasif
terhadap suatu masalah, situasi, gejala, nilai, dan keyakinan. Contoh kata
kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penerimaan adalah
memilih, mengikuti, meminati, memberi, dan sebagainya.
b. Tanggapan berkenaan dengan jawaban
dan kesenangan menanggapi atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan
nilai-nilai yang dianut masyarakat. Contoh kata kerja operasional yang biasa
digunakan untuk mengukur aspek tanggapan adalah mengajukan, melaporkan,
menampilkan, mendukung, dan
sebagainya.
c. Penilaian berkenaan dengan nilai dan
kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tertentu. Contoh kata kerja
operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek penilaian adalah
meyakini, mengusulkan, menekankan, meyakinkan, dan sebagainya.
d. Pengelolaan meliputi konseptualisasi
nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai. Contoh kata kerja operasional yang
biasa digunakan untuk mengukur aspek pengelolaan adalah mempertahankan,
mengubah, memadukan, membentuk pendapat, dan sebagainya.
e. Penghayatan (karakterisasi) keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek
penghayatan adalah mendengarkan, memecahkan, mempengaruhi, dan sebagainya.
Selain ranah kognitif dan ranah afektif,
ranah psikomotorik termasuk ke dalam taksonomi tujuan pembelajaran menurut
Bloom, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Taksonomi pembelajaran
terhadap ranah psikomotorik secara garis besar dibedakan kedalam 4 tahap,
yaitu:
1. Meniru merupakan kemampuan untuk
melakukan sesuatu sesuai dengan contoh yang diamatinya walaupun belum mengerti
makna atau hakikat dari keterampilan itu. Contoh kata kerja operasional yang
biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah mengkonstruksi, menggabungkan,
mengatur, mnyesuaikan, dan sebagainya.
2. Memanipulasi merupakan kemampuan
dalam melakukan suatu tindakan seperti yang diajarkan, dalam arti mampu memilih
yang diperlukan. Kata kerja yang sering digunakan dalam mengukur aspek ini
adalah menempatkan, membuat, memanipulasi, merancang, dan sebagainya.
3. Pengalamiahan merupakan suatu
penampilan tindakan dimana hal-hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah
menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan.
Contoh kata kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini
diantaranya adalah memutar, memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.
4. Artikulasi merupakan suatu tahap
dimana seseorang dapat melakukan suatu keterampilan yang lebih komplek terutama
yang berhubungan dengan gerakan interpretatif. Contoh kata kerja operasional
yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini adalah menggunakan, mensketsa,
menimbang, menjeniskan, dan sebagainya.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif meliputi kemampuan
menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan
intelektual (knowledge). Sebagian besar tujuan instruksional berada
dalam ranah kognitif. Kemudian Bloom membagi ranah kognitif kedalam enam
jenjang kemampuan secara hierarkis, yaitu:
a.
Recall of Data (Hafalan)
Recall of
Data (Hafalan) merupakan kemampuan menyatakan
kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari
tanpa harus memahami atau dapat menggunakannya. Tingkatan
ini merupakan tingkatan yang paling rendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Kemampuan yang
dimiliki hanya kemampuan menangkap informasi kemudian menyatakan kembali informasi tersebut tanpa
harus memahaminya. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menyebutkan,
mendefinisikan, menggambarkan.
b.
Comprehension (Pemahaman)
Comprehension
(Pemahaman) merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses
berpikir dimana siswa dituntut untuk memahami yang berarti mengetahui tentang
sesuatu hal dan dapat melihatnya dari beberapa segi. Pada tingkatan ini, selain hapal siswa juga harus memahami makna yang terkandung
misalnya dapat menjelaskan suatu gejala, dapat menginterpretasikan grafik, bagan atau diagram serta dapat
menjelaskan konsep atau prinsip dengan kata-kata sendiri. Contoh kata kerja yang
digunakan yaitu menyajikan, menginterpretasikan, menjelaskan.
c.
Application (Penerapan)
Application (Penerapan) merupakan kemampuan berpikir lebih tinggi daripada
pemahaman. Jenjang penerapan merupakan kemampuan menggunakan prinsip, teori,
hukum, aturan, maupun metode yang dipelajari pada situasi baru atau pada
situasi kongkrit. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu mengaplikasikan, menghitung,
menunjukkan.
d.
Analysis (Analisis)
Analysis (Analisis) merupakan kemampuan untuk menganalisa atau merinci
suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil atau lebih
terurai dan memahami hubungan diantara bagian yang satu dengan yang lain. Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menganalisa, membandingkan, mengklasifikasikan.
e.
Synthesis (Sintesis)
Synthesis (Sintesis) merupakan kemampuan untuk mengintegrasikan
bagian-bagian yang terpisah menjadi suatu keseluruhan yang terpadu, atau
menggabungkan bagian-bagian (unsur-unsur) sehingga terjelma pola yang berkaitan
secara logis, atau mengambil kesimpulan dari peristiwa-peristiwa yang ada
hubungannya satu dengan yang lainnya. Kemampuan ini misalnya dalam merencanakan
eksperimen, menyusun karangan, menggabungkan objek-objek yang memiliki sifat sama ke dalam satu klasifikasi.
Contoh kata kerja yang digunakan yaitu menghasilkan, merumuskan, mengorganisasikan.
f.
Evaluation (Evaluasi)
Evaluation (Evaluasi) merupakan kemampuan untuk
membuat pertimbangan (penilaian) terhadap suatu situasi, nilai-nilai atau ide-ide. Kemampuan ini merupakan
kemampuan tertinggi dari kemampuan lainnya, yaitu
bila seseorang dapat melakukan penilaian terhadap situasi, nilai-nilai atau
ide-ide.
Evaluasi adalah pemberian keputusan
tentang nilai sesuatu
yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, materi dan criteria tertentu. Untuk dapat membuat suatu
penilaian, seseorang harus memahami, dapat menerapkan, menganalisis dan mensintesis terlebih dahulu. Contoh
kata kerja yang digunakan yaitu menilai, menafsirkan, menaksir, memutuskan.
2. Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sikap (attitude),
apresiasi (appreciation), dan motivasi (motivation)
siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Kartwohl & Bloom (Dimyati
& Mudjiono, 1994; Syambasri Munaf, 2001) membagi ranah afektif menjadi lima aspek, yaitu:
a.
Receiving (Penerimaan)
Receiving (Penerimaan) merupakan tingkat afektif yang terendah, meliputi penerimaan
secara pasif terhadap suatu masalah, situasi, gejala, nilai dan keyakinan.
Misalnya mendengarkan dengan seksama penjelasan guru energi dan panas.
b.
Responding (Jawaban)
Responding
(Jawaban) merupakan bagian afektif yang meliputi keinginan dan kesenangan
menanggapi atau merealisasikan sesuatu sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
masyarakat. Misalnya menyerahkan laporan praktikum/tugas tepat waktu.
c.
Valuing (Penilaian)
Valuing (Penilaian) mengacu pada nilai dan kepercayaan terhadap gejala
atau stimulus tertentu. Reaksi-reaksi yang dapat
muncul seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Misalnya menunjukkan rasa tanggung jawab terhadap alat-alat
laboratorium yang dipakai waktu praktikum dan bersikap jujur dalam kegiatan
pembelajaran.
d.
Organization (Organisasi)
Organization (Organisasi) meliputi konseptualisasi nilai-nilai menjadi satu
sistem nilai. Sikap-sikap yang membuat lebih konsisten dapat
menimbulkan konflik-konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal. Sikap
yang ditunjukkan misalnya mampu menimbang
akibat positif dan negatifnya tentang kemajuan sains terhadap kehidupan umat
manusia.
e.
Characterization (Karakteristik)
Characterization
(Karakteristik) merupakan keterpaduan semua sistem nilai yang
telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya. Misalnya bersedia mengubah pendapat jika ditunjukkan bukti-bukti yang
tidak mendukung pendapatnya.
3. Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor tampak dalam bentuk
keterampilan manual fisik (skills) dan kemampuan bertindak individu.
Harrow (Syambasri Munaf, 2001) mengembangkan ranah psikomotor dengan enam
jenjang, yaitu:
a.
Gerakan refleks adalah
gerakan yang tidak disadari.
b.
Keterampilan gerakan-gerakan
dasar yaitu gerakan yang menuntut kepada
keterampilan yang sifatnya kompleks.
c.
Kemampuan perseptual,
termasuk membedakan visual, auditif, motoris.
d.
Kemampuan dalam bidang
fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.
e.
Gerakan-gerakan skill,mulai
dari keterampilan sederhana sampai kompleks.
f.
Kemampuan yang berkenaan
dengan komunikasi, seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar