Konsep
Viskositas
Fluida,
baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan
yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik
antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh
tumbukan antara molekul.
Fluida
yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,
fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli,
madu dkk. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng di
atas lantai yang permukaannya miring. Pasti air ngalir lebih cepat daripada
minyak goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada
suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang kental zat cair tersebut.
Misalnya ketika ibu menggoreng paha ikan di dapur, minyak goreng yang awalnya
kental menjadi lebih cair ketika dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu
suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu
diketahui bahwa viskositas alias kekentalan cuma ada pada fluida riil (rill =
nyata). Fluida riil/nyata tuh fluida yang kita temui dalam kehidupan
sehari-hari, seperti air, sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida riil
berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita dalam
menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai dalam pokok
bahasan Fluida Dinamis). Mirip seperti kita menganggap benda sebagai benda
tegar, padahal dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya tidak ada benda yang
benar-benar tegar/kaku. Tujuannya sama, biar analisis kita menjadi lebih
sederhana.
Satuan
Sistem Internasional (SI) untuk koofisien viskositas adalah Ns/m2 =
Pa.s (pascal sekon). Satuan CGS (centimeter gram sekon) untuk si koofisien
viskositas adalah dyn.s/cm2 = poise (P). Viskositas juga sering
dinyatakan dalam sentipoise (cP). 1 cP = 1/100 P. Satuan poise digunakan untuk
mengenang seorang Ilmuwan Perancis, almahrum Jean Louis Marie Poiseuille (baca
: pwa-zoo-yuh).
1
poise = 1 dyn . s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida
|
Temperatur
(o C)
|
Koofisien
Viskositas
|
Air
|
0
|
1,8 x 10-3
|
20
|
1,0 x 10-3
|
|
60
|
0,65 x 10-3
|
|
100
|
0,3 x 10-3
|
|
Darah (keseluruhan)
|
37
|
4,0 x 10-3
|
Plasma Darah
|
37
|
1,5 x 10-3
|
Ethyl alkohol
|
20
|
1,2 x 10-3
|
Oli mesin (SAE 10)
|
30
|
200 x 10-3
|
Gliserin
|
0
|
10.000 x 10-3
|
20
|
1500 x 10-3
|
|
60
|
81 x 10-3
|
|
Udara
|
20
|
0,018 x 10-3
|
Hidrogen
|
0
|
0,009 x 10-3
|
Uap air
|
100
|
0,013 x 10-3
|
Setiap
zat cair mempunyai karakteristik yang khas, berbeda satu zat cair dengan zat
cair yang lain. Salah satunya adalah viskositas. Viskositas merupakan tahanan
yang dilakukan oleh suatu lapisan fluida terhadap suatu lapisan lainnya. Sifat
viskositas ini dimiliki oleh setiap fluida, gas, atau cairan. Viskositas
suatu cairan murni adalah indeks hambatan aliran cairan. Aliran cairan dapat
dikelompokan menjadi dua yaitu aliran laminar dan aliran turbulen. Aliran
laminar menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan garis tengah
kecil. Sedangkan aliran turbulen menggambarkan laju aliran yang besar dengan
diameter pipa yang besar. Penggolongan ini berdasarkan bilangan Reynoldnya.
Viskositas
menentukan kemudahan suatu molekul bergerak karena adanya gesekan antar lapisan
material. Karenanya viskositas menunjukkan tingkat ketahanan suatu cairan untuk
mengalir. Semakin besar viskositas maka aliran akan semakin lambat. Besarnya
viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti temperatur, gaya tarik
antar molekul dan ukuran serta jumlah molekul terlarut. Fluida, baik zat cair
maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik
menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan
oleh tumbukan antara molekul.
Fluida
yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,
fluida yang lebih kental lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli,
madu dll. Tingkat kekentalan fluida dinyatakan dengan koefisien viskositas (h).
Kebalikan dari Koefisien viskositas disebut fluiditas, , yang merupakan ukuran
kemudahan mengalir suatu fluida.
Viskositas
cairan adalah fungsi dari ukuran dan permukaan molekul, gaya tarik menarik
antar molekul dan struktur cairan. Tiap molekul dalam cairan dianggap dalam
kedudukan setimbang, maka sebelum sesuatu lapisan melewati lapisan lainnya
diperlukan energy tertentu. Sesuai hokum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah
molekul yang memiliki energy yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh
factor e-E/RT dan viskositas sebanding dengan e-E/RT.
Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan
persamaan empirik,
h
= A e-E/RT
A
merupakan tetapan yang sangat tergantung pada massa molekul relative dan volume
molar cairan dan E adalah energi ambang per mol yang diperlukan untuk proses
awal aliran.
Cara
menentukan viskositas suatu zat menggunakan alat yang dinamakan viskometer. Ada
beberapa tipe viskometer yang biasa digunakan antara lain :
1.
Viskometer kapiler / Ostwald
Viskositas
dari cairan yang ditentukan dengan mengukur waktu yang dibutuhkan bagi cairan
tersebut untuk lewat antara 2 tanda ketika mengalir karena gravitasi melalui
viskometer Ostwald. Waktu alir dari cairan yang diuji dibandingkan dengan waktu
yang dibutuhkan bagi suatu zat yang viskositasnya sudah diketahui (biasanya
air) untuk lewat 2 tanda tersebut (Moechtar,1990).
2.
Viskometer Hoppler
Berdasarkan
hukum Stokes pada kecepatan bola maksimum, terjadi keseimbangan sehingga gaya
gesek = gaya berat – gaya archimides. Prinsip kerjanya adalah menggelindingkan
bola ( yang terbuat dari kaca ) melalui tabung gelas yang berisi zat cair yang
diselidiki. Kecepatan jatuhnya bola merupakan fungsi dari harga resiprok sampel
(Moechtar,1990).
3.
Viskometer Cup dan Bob
Prinsip
kerjanya sample digeser dalam ruangan antaradinding luar dari bob dan dinding
dalam dari cup dimana bob masuk persis ditengah-tengah. Kelemahan viscometer
ini adalah terjadinya aliran sumbat yang disebabkan geseran yang tinggi di
sepanjangkeliling bagian tube sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi.
Penurunan konsentras ini menyebabkab bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Moechtar,1990).
4.Viskometer
Cone dan Plate
Cara
pemakaiannya adalah sampel ditempatkan ditengah-tengah papan, kemudian
dinaikkan hingga posisi di bawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan
bermacam kecepatan dan sampelnya digeser di dalam ruang semitransparan yang
diam dan kemudian kerucut yang berputar (Moechtar,1990).
Viskositas
cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui medium zat
cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda bulat dengan radius r dan
rapat d, yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db,
akan dipengaruhi oleh gaya gravitasi sebesar :
F1
= 4/3 πr3 ( d-dm ) g
Perbedaan
antara viskositas cairan dengan viskositas gas adalah sebagai berikut :
Jenis Perbedaan
|
Viskositas Cairan
|
Viskositas Gas
|
Gaya gesek
|
Lebih besar untuk mengalir
|
Lebih kecil disbanding viskositas
cairan
|
Koefisien viskositas
|
Lebih besar
|
Lebih kecil
|
Temperatur
|
Temperatur naik,viskositas turun
|
Temperatur naik,viskositas naik
|
Tekanan
|
Tekanan naik,viskositas naik
|
Tidak tergantung tekanan
|
Pengaruh
Temperatur Pada Viskositas
Koefisien
viskositas berubah-ubah dengan berubahnya temperature, dan hubungannya adlah :
log
η = A + B/T ( a )
dimana
A dan B adalah konstanta yang tergantung pada cairan. Persamaan di atas dapat
ditulis sebagai :
η
= A’eksp ( -∆Evis/RT )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar