Sistem Dua Benda
Langit
Gerak planet
mengitari matahari,satelit yang mengelilingi bumi dan
bintang-bintangyang mengitari pusat galaksi, diatur oleh gaya sentral yang bekerja
sepanjang garis lurus yangmenghubungkan benda langit terhadap sumber gaya
tersebut. Aturan untuk menerangkan gayasentral ini lazim disebut hukum
gravitasi Newton, “ Gaya tarik menarik antara dua titik massaadalah berbanding
lurus dengan hasil kali massa mereka serta berbanding terbalik denganjarak
kuadratnya”.
Momentum
linier, momentum sudut, momen dan gaya
Berikut
didefinisikan beberapa besaran vektor;
-
Momentum linier
(vektor) : massa kali kecepatanp = mv
-
Momentum sudut (vektor)
adalah jarak kali momentum linier
L
= r xmv
-
Momen/Torque/torka(vektor):
jarak kali gaya
N = r x F
Pengaruh Gravitasi
Terhadap Bumi
Semua benda di lama semesta ini memiliki massa, sehingga
juga memiliki gravitasi. Selain memiliki gravitasi, juga memiliki medan
gravitasi yang saling mempengaruhi satu sama lainnya. Contohnya pengaruh
gravitasi matahari dan gravitasi bumi mengakibatkan revolusi bumi agar bumi
tidak tertarik ke dalam matahari, begitu juga pengaruh gravitasi bumi dan
bulan, mengakibatkan bulan mengelilingi bumi.
Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara
semua partikel yang mempunyai massa di alam semesta.Contoh : Sebuah apel jatuh
ke tanah diakibatkan oleh gaya gravitasi bumi yang menarik apel tersebut ke
pusat gravitasi bumi. Gaya gravitasi ini menarik benda-benda disekitarnya
menuju pusat gravitasi.
Pengaruh Gaya Gravitasi Matahari dan Gravitasi Bumi
Nilai gravitasi matahari adalah 27.94 G (nilai G yang diakui sekarang = 6,67 x 10-11
Nm2/kg2 (kekuatan gravitasi bumi)), yaitu
sekitar 28 kali kekuatan gravitasi bumi. Dengan percepatan gravitasi permukaan
yaitu = 274.0 m/s2, dibanding kan bumi = 9.8 m/s2.
Pengaruh gaya gravitasi matahari dan gravitasi bumi mengakibatkan bumi berputar pada porosnya (berotasi) dan bumi mengelilingi matahari (berevolusi). Gravitasi matahari menarik bumi ke pusat matahari, sedang gaya gravitasi bumi tetap mempertahankan posisi bumi, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari agar tidak tertarik ke pusat gravitasi matahari atau tetap berada pada orbitnya.
Pengaruh gaya gravitasi matahari dan gravitasi bumi mengakibatkan bumi berputar pada porosnya (berotasi) dan bumi mengelilingi matahari (berevolusi). Gravitasi matahari menarik bumi ke pusat matahari, sedang gaya gravitasi bumi tetap mempertahankan posisi bumi, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat bumi berputar pada porosnya dan mengelilingi matahari agar tidak tertarik ke pusat gravitasi matahari atau tetap berada pada orbitnya.
Pengaruh Gaya Gravitasi Bumi dan Gravitasi Bulan
Nilai gravitasi bulan adalah 17% G (1 G = kekuatan gravitasi bumi),
yaitu sekitar 0,17 kali kekuatan gravitasi bumi. Dengan percepatan gravitasi
permukaan yaitu = 1,6 m/s2, dibanding kan bumi = 9.8 m/s2.Gravitasi bumi
menarik bulan ke pusat bumi, sedang gaya gravitasi bulan tetap mempertahankan
posisi bulan, sehingga menghasilkan gaya sentrifugal yang membuat bulan
berputar pada porosnya dan mengelilingi bumi agar tidak tertarik ke pusat
gravitasi bumi atau tetap berada pada orbitnya.
Pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan adalah pasang-surut
air laut. Gaya gravitasi bulan menarik air laut ke arah bulan sehingga
memengaruhi ketinggian ombak dan permukaan laut. Karena bulan mengitari bumi,
maka akan ada saat di mana satu sisi dari bumi lebih dekat dengan bulan. Bagian
yang dekat dengan bulan inilah yang akan mengalami air laut pasang, sedangkan
bagian lainnya yang tidak dekat dengan bulan mengalami air laut surut.
Pasang-surut air laut juga berkaitan dengan fase bulan. Biasanya, air laut akan
mengalami pasang tinggi pada saat bulan purnama.
Selain itu juga, pengaruh gaya gravitasi bumi dan bulan
adalah menjauhnya bulan dari bumi sekitar 3,8 cm tiap tahun.
Pasang Surut
Pasang dan surut air taut dipengaruhi oleh gaya
gravitasi atau gaya tarik bulan dan matahari. Bulan yang
lebih dekat dengan bumi mempunyai pengaruh yang lebih besar pada pasang dan
surutnya air laut dibandingkan dengan pengaruh gravitasi matahari.Pasang dan
surut terbesar terjadi pada saat bulan baru dan bulan pumama karena pada saat
itu, matahari, bulan, dan bumi berada dalam bidang segaris.Pasang terendah
terjadi pada saat bulan perbani.Oleh karena itu, pasang terendah disebut juga
pasang perbani.Ketika pasang perbani, pasang terjadi serendah-rendahnya karena
kedudukan matahari dan bulan terhadap bumi membentuk sudut 90 derajat. Oleh
karena itu, gravitasi bulan dan matahari akan sating memperlemah. Perbedaan
tinggi air pada saat pasang dan surut di laut terbuka mencapai 3 m. Tetapi, di
tempat-tempat sempit seperti di selat atau di muara sungai, perbedaan tinggi
air ini dapat mencapai 16 m. Bumi yang diselubungi air laut akan sangat
dipengaruhi oleh gaya gravitasi bulan. Akibatnya, daerah yang berhadapan dengan
bulan akan mengalami pasang, sedangkan daerah yang tegak lurus terhadap
kedudukan bulan akan mengalami surut.
Pasang surut laut merupakan hasil dari gaya tarik
gravitasi dan efek sentrifugal. Efek sentrifugal adalah dorongan ke arah
luar pusat rotasi. Gravitasi bervariasi secara langsung dengan massa
tetapi berbanding terbalik terhadap jarak. Meskipun ukuran bulan lebih
kecil dari matahari, gaya tarik gravitasi bulandua kali lebih besar daripada
gaya tarik matahari dalam membangkitkan pasangsurut laut karena jarak bulan
lebih dekat daripada jarak matahari ke bumi. Gayatarik gravitasi menarik air
laut ke arah bulan dan matahari dan menghasilkan dua tonjolan (bulge)pasang
surut gravitasional di laut.Lintang dari tonjolan pasangsurut ditentukan oleh
deklinasi, sudut antara sumbu rotasi bumi dan bidang orbital bulan dan matahari.Faktor-faktor
yang menyebabkan terjadinya pasang surut berdasarkan teorikesetimbangan adalah
rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadapmatahari, revolusi bumi
terhadap matahari. Sedangkan berdasarkan teori dinamisadalah kedalaman dan luas
perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dangesekan dasar. Selain itu
juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapatmempengaruhi pasang surut disuatu
perairan seperti, topogafi dasar laut.
Terjadinya arus di lautan disebabkan oleh dua faktor
utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
seperti perbedaan densitas air laut, gradien tekanan mendatar dan gesekan
lapisan air. Sedangkan faktor eksternal seperti gaya tarik matahari dan bulan
yang dipengaruhi oleh tahanan dasar laut dan gaya coriolis, perbedaan tekanan
udara, gaya gravitasi, gaya tektonik dan angin ( Gross, 1990).
Menurut Bishop (1984), gaya-gaya utama yang
berperan dalam sirkulasi massa air adalah gaya gradien tekanan, gaya coriolis,
gaya gravitasi, gaya gesekan, dan gaya sentrifugal.Faktor penyebab terjadinya
arus yaitu dapat dibedakan menjadi tiga komponen yaitu gaya eksternal, gaya
internal angin, gaya-gaya kedua yang hanya datang karena fluida dalam gerakan
yang relatif terhadap permukaan bumi. Dari gaya-gaya yang bekerja dalam
pembentukan arus antara lain tegangan angin, gaya Viskositas, gaya Coriolis,
gaya gradien tekanan horizontal, gaya yang menghasilkan pasang surut.
Ketika angin berhembus di laut, energi yang ditransfer
dari angin ke batas permukaan, sebagian energi ini digunakan dalam pembentukan
gelombang gravitasi permukaan, yang memberikan pergerakan air dari yang kecil
kearah perambatan gelombang sehingga terbentuklah arus dilaut. Semakin cepat
kecepatan angin, semakin besar gaya gesekan yang bekerja pada permukaan laut,
dan semakin besar aruspermukaan. Dalam proses gesekan antara angin dengan
permukaan laut dapat
menghasilkan gerakan air yaitu pergerakan air laminar dan pergerakan air
turbulen (Supangat,2003).
Gaya Viskositas pada permukaan laut ditimbulkan karena
adanya pergerakan angin pada permukaan laut sehingga menyebabkan
pertukaran massa air yang berdekatan secara periodik, hal ini disebabkan karena
perbedaan tekanan pada fluida. Gaya viskositas dapat dibedakan menjadi dua gaya
yaitu viskositas molecular dan viskositas eddy. Gesekan dalam pergerakan fluida
hasil dari transfer momentum diantara bagian-bagian yang berbeda dari fluida.
Dalam pergerakan fluida dalam aliran laminer, transfer momentum terjadi hasil
transfer antara batas yang berdekatan yang disebut viskositas molekular. Di
permukaan laut, gerakan air tidak pernah laminer, tetapi turbulen sehingga
kelompok-kelompok air, bukan molekul individu, ditukar antara satu bagian
fluida ke yang lain. Gesekan internal yang dihasilkan lebih besar dari pada
yang disebabkan oleh pertukaran molekul individu dan disebut viskositas eddy.
Gaya Coriolis mempengaruhi aliran massa air, dimana
gaya ini akan membelokan arah angin dari arah yang lurus. Gaya ini timbul
sebagai akibat dari perputaran bumi pada porosnya.Gaya Coriolis ini yang
membelokan arus dibagian bumi utara kekanan dan dibagian bumi selatan kearah kiri. Pada
saat kecepatan arus berkurang, maka tingkat perubahan arus yang disebabkan gaya Coriolis akan meningkat. Hasilnya akan dihasilkan
sedikit pembelokan dari arah arus yang relaif cepat dilapisan permukaan dan arah pembelokanya menjadi lebih
besar pada aliran arus yang kecepatanya makin lambat dan mempunyai kedalaman makin bertambah
besar. Akibatnya akan timbul suatu aliran arus dimana makin dalam suatu perairan maka arus yang terjadi pada lapisan-lapisan perairan akan dibelokan arahnya.
Hubungan ini dikenal sebagai Spiral Ekman, Arah arus menyimpang 450 dari arah angin dan sudut penyimpangan.bertambah dengan
bertambahnya kedalaman (Supangat, 2003).
Orbit Planet
Orbit planet-planet di Tata Surya memang semuanya berada
dalam satu bidang. Demikian juga dengan orbit satelit dari planet-planet
tersebut. Semuanya berada dalam satu bidang yang sama. Semua planet bisa
memiliki orbit pada bidang yang sama ini terkait dengan pembentukannya di dalam
Tata Surya.
Tata Surya terbentuk dari awan gas dan debu raksasa yang
kita kenal sebagai nebula.Di dalam nebula inilah bintang dilahirkan.Atau kalau
di dalam Tata Surya, Matahari lahir di dalam nebula ini.Awalnya
partikel-partikel debu berkumpul membentuk awan sferis.Awan gas dan debu ini
berputar dan kemudian menarik lebih banyak materi.Interaksi gravitasi
partikel-partikel di awan menyebabkan awan berkondensasi.Pada saat itu
radiusnya mengecil, tapi momentum sudutnya tidak mengecil sehingga rotasinya
makin cepat.Awan pun mengalami keruntuhan.
Saat terjadi keruntuhan, rotasi awan semakin cepat.Tapi
tidak semua bagian dari awan ini ditarik ke pusat. Partikel di sekitar bidang
yang tegak lurus sumbu rotasi mengalami gaya sentrifugal yang membuat mereka
tidak mendekati pusat melainkan melawan gravitasi. Akibatnya awan memipih
dan membentuk piringan yang berputar di sekeliling inti yang sangat rapat.
Semakin banyak massa yang dikumpulkan di pusat piringan,
maka temperatur juga meningkat tajam sehingga memberi kemampuan yang cukup
untuk terjadinya reaksi nuklir. Atom hidrogen kemudian mengalami pembakaran
menjadi helium menandai kelahiran Bintang.Sementara itu gas dan debu di
piringan pipih yang berputar disekeliling bintang pun saling berinteraksi di
dalam piringan.Bertabrakan dan berakumulasi membentuk planet-planet yang
kemudian mengitari Bintang. Inilah yang menyebabkan planet-planet memiliki
orbit pada bidang yang sama dengan Bintang.
Periode
orbit
Periode orbit adalah waktu yang diperlukan bagi suatu benda untuk
melakukan satu orbit penuh mengitari benda lain.Jika disebutkan tanpa mendalami astronomi,
maka rujukannya adalah periode sidereal suatu benda astronomis, yang dihitung
terhadap bintangnya.
Ada beberapa jenis periode orbit untuk benda-benda yang mengitari Matahari (atau benda langit lainnya):
- Periode sidereal
adalah siklus sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk melakukansatu
orbit penuh relatif terhadap bintangnya.
Ini dianggap sebagai periode orbit sejatibenda tersebut.
- Periode sinodis
adalah interval sementara yang dibutuhkan suatu benda untuk muncul kembali
di titik yang sama relatif terhadap dua benda lain (node linier),
contohnya ketika Bulan relatif terhadap Matahari
dilihat dari Bumi kembali ke fase
iluminasi yang sama. Periode sinodis adalah waktu yang berlangsung antara
dua konjungsi
berturut-turut dengan garis Matahari-Bumi dalam urutan linier yang sama.
Periode sinodis berbeda dari periode sidereal karena Bumi mengorbit
Matahari.
- Periode drakonitik
atau periode drakonik
adalah waktu yang berlangsung antara dua perlintasan benda melalui node menaiknya,
titik orbitnya tempat benda tersebut melintasi ekliptika
dari belahan selatan ke utara. Periode ini berbeda dari periode sidereal
karena kedua bidang orbit benda dan bidang ekliptika berpresesi terhadap
bintang tetap, sehingga persimpangan mereka, yaitu garis node,
juga berpresesi terhadap bintang tetap. Meski bidang ekliptika sering
bersifat tetap di posisi yang ia tempati pada epos
tertentu, bidang orbit benda tersebut masih berpresesi dan mengakibatkan
periode drakonitik berbeda dari periode sidereal.
- Periode anomalistik
adalah waktu yang berlangsung antara dua perlintasan benda di periapsis-nya
(pada planet di tata surya,
disebut perihelion),
titik pendekatan terdekatnya terhadap benda yang menariknya. Periode ini
berbeda dari periode sidereal karena sumbu
semimayor benda berjalan dengan sangat
lambat.
- Periode tropis Bumi (atau disebut juga "tahun") adalah waktu yang berlangsung antara dua penjajaran sumbu rotasinya dengan Matahari, juga dilihat sebagai dua perlintasan benda di asensio rekta nol. Satu tahun Bumi memiliki interval yang sedikit lebih pendek daripada orbit Matahari (periode sidereal) karena sumbu inklinasi dan bidang khatulistiwanya secara perlahan berpresesi (berotasi dalam istilah sidereal), kembali sejajar sebelum orbit selesai dengan interval yang sama dengan kembalinya siklus presesi (sekitar 25.770 tahun).
Orbit
Satelit
Dalam bidang
geodesi satelit,
ada dua peran dan fungsi utama dari satelit, yaitu satelit sebagai target,
titik kontrol atau wahana pengukur, dan satelit sebagai sensor atau probe.Peran
tersebut umumnya digunakan pada metode geodesi satelit geometrik, yaitu dalam
penentuan posisi titik-titik di perlukaan Bumi. Karena orbit satelit yang
relative cukup tinggi di atas permukaan Bumi, maka penggunaan satelit dalam moda ini akan dapat mencakup daerah yang relativeluas.Dalam
konteks geodesi satelit, informasi tentang orbit satelit akan berperan dalam
beberapahalyaitu:
·
Untuk menghitung
koordinat satelit yang nantinya diperlukan sebagai koordinat titik tetap dalam
perhitungan koordinat titik-titik lainnya di atau dekat permukaan bumi.
·
Untuk merencanakan
pengamatan satelit, yaitu waktu dan lama pengamatan yang optimal.
·
Untuk membantu
mempercepat alat pengamat (receiver) sinyal satelit untuk menemukan satelit
yang bersangkutan.
·
Untuk memilih, kalau
diperlukan, satelit-satelit yang secara geometrik “lebih baik” untuk digunakan.
Pergerakan Satelit Mengelilingi Bumi
Pergerakan satelit mengelilingi bumi secara umum mengikuti Hukum Kepler (pergerakanKeplerian) yang didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu sebagai berikut ini :
Pergerakan satelit mengelilingi bumi secara umum mengikuti Hukum Kepler (pergerakanKeplerian) yang didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu sebagai berikut ini :
·
Pergerakan satelit
hanya dipengaruhi oleh medan gaya berat sentral bumi.
·
Satelit bergerak dalam
bidang orbit yang tetap dalam ruang.
·
Massa satelit tidak berarti
dibandingkan massa Bumi.
·
Satelit bergerak dalam
ruang hampa, dengan kata lain tidak ada efek dari atsmospheric drag.
·
Satelit tidak terkena
efek gaya berat dari benda-benda langit seperti matahari atau bulan dan tidak
ada efek dari solar radiation pressure.
Secara singkat Hukum Kepler dapat dijelaskan sebagai
berikut :
·
Hukum Kepler I : Orbit
suatu planet adalah ellips dengan matahari berada pada salah satu
fokusnya(1602).
·
Hukum Kepler II :
Vektor dari matahari ke planet menyapu daerah yang sama dalam waktu yang sama
(1605).
·
Hukum Kepler III :
Rasio kuadrat perioda revolusi planet (T) terhadap kubik dari sumbu ellips (a)
adalah sama untuk seluruh planet (T2/a3 = konstan).
Secara matematis, berdasrkan hokum
Newton, untuk satelit yang mengelilingi Bumi, Hukum Kepler III dapat diformulasikan
sebagai:
Dimana :T = periode orbit satelit,
Dimana :T = periode orbit satelit,
a = sumbu panjang orbit,
G = konstanta gravitasi universal, dan
M = massa bumi.
Jenis-Jenis Orbit Satelit
Berdasarkan pada
karakteristik geometri orbit dan pergerakan satelit di dalamnya, serta menurut
jaraknya dari permukaan bumi, dikenal beberapa jenis orbit satelit. Berikut ini
hanya akan dibahas jenis-jenis orbit satelit yang relevan dengan bidang geodesi
satelit.
·
Orbit Prograde dan
Retrograde
Orbit
prograde adalah orbit yang sudut inklinasi orbitnya (i) memenuhi hubungan : 0°
< i < 90°dan sudut inklinasi tersebut dihitung berlawanan arah jarum jam
di titik nodal (ascending node), dari bidang ekuator ke bidang orbit. Pada
orbit prograde pergerakan satelit dalam orbitnya searah dengan rotasi Bumi.
Sedangkan orbit retrograde adalah orbit yang sudut iklinasinya memenuhi
hubungan : 90° < i < 180° dan dihitung berlawanan arah jarum jam di titik
nodal (ascending node), dari bidang ekuator ke bidang orbit, pergerakan satelit
dalam orbitnya berlawanan arah dengan rotasi Bumi.
·
Orbit Polar
Satelit
berorbit polar mempunyai inklinasi 90°. Satelit berorbit polar sangat
bermanfaat untuk mengamati permukaan bumi. Karena satelit mengorbit dalam arah
Utara-Selatan dan bumi berputar dalam arah Timur-Barat, maka satelit berorbit
polar akhirnya akan dapat ‘menyapu’ seluruh permukaan bumi.
Karena
alasan tersebut maka satelit pemantau lingkungan global seperti satelit
inderaja dan satelit cuaca, umumnya mempunyai orbit polar atau memndekati
polar, yaitu sudut inklinasinya sekitar90°.
·
Orbit Geostationer
Satelit
berorbit geostationer adalah satelit yang mengelilingi Bumi dengan kecepatan
dan arah yang sama dengan kecepatan dan arah rotasi Bumi. Periode orbit satelit
geostationer dibuat sama dengan periode rotasi bumi yakni T = 23 jam 56 menit
4,09 detik. Berdasarkan Hukum Kepler III maka orbit satelit tersebut akan mempunyai
sumbu panjang (a). Dengan jari-jari Bumi sekitar 63787 km, maka orbit
geostationer berketinggian (h) sekitar 35787 km diatas permukaan Bumi. Perlu
diingat bahwa hanya Orbit Ekuatorial (i = 0°) yang bisa menjadi orbit
geostasioner. Disamping itu untuk mendapatkan kecepatan satelit yang seragam,
orbit harus berbentuk lingkaran (e = 0). Karena orbitnya yang relatif tinggi,
maka footprint dari satelit geostationer umumnya sangat luas. Satelit berorbit
geostationer ini umumnya tidak dapat digunakn untuk memantau fenomena yang
terjadi di kutub, hal ini dikarenakan karakteristik orbitsatelit geostationer
umumnya tidak dapat mencakup kawasan kutub.
·
Orbit Sun-Synchronous
Orbit
sun-synchronous adalah orbit satelit yang mensinkronkan pergerakan satelit dalam
orbit, presisi bidang orbit, dan pergerakan bumi mengelilingi matahari,
sedemikian rupa sehingga satelit tersebut akan melewati lokasi tertentu di
permukaan bumi selalu pada waktu lokal yang sama setiap harinya. Untuk itu,
karena Bumi berevolusi mengelilingi matahari, maka orbit satelit juga harus
berpresesi terhadap sumbu rotasi bumi, sebesar 3600/tahun.Orbit sun-synchronous
umum digunakan oleh sistem satelit inderaja dan satelit cuaca.
·
Medium Earth Orbit
(MEO)
Medium
Earth Orbit yaitu suatu orbit satelit di angkasa yang mengelilingi bumi dengan
karakteristik antara lain :
-
Tinggi orbit : sekitar
6.000 – 12.000 km, diatas permukaan bumi
-
Periode Orbit : 5 – 12
jam
-
Kecepatan putar :
19.000 km/jam
-
Waktu Tampak : 2 – 4
jam per hari
- Delay Time : 80 ms (
Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke
stasiun bumi)
-
Jumlah Satelit : 10 –
12 (Global Coverage)
- Penggunaan : Satelit
Citra, Cuaca, Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak (mobile) misalnya
satelit Oddysey dan ICO.
·
Low Earth Orbit (LEO)
Low
Earth Orbit yaitu suatu otbit satelit di angkasa yang mengelilingi bumi dengan
karakteristik antara lain sebagai berikut :
-
Tinggi orbit : 200 –
3000 km, diatas permukaan bumi
-
Periode Orbit : 1.5 jam
-
Kecepatan putar :
27.000 km/jam
-
Delay Time : 10 ms (
Waktu perambatan gelombang dari stasiun bumi ke satelit dan kembali lagi ke
stasiun bumi)
-
Jumlah Satelit : 50
(Global Coverage)
-
Penggunaan : Satelit
Citra, Cuaca, Mata-mata, sistem telekomunikasi bergerak (mobile) contohnya
satelit Iridium dan Global Star.
Thanks for sharing useful information
BalasHapus