2.1 Gerak Semu Harian Matahari
Diamati dari bumi, peredaran Matahari dan benda-benda langit
melintas dari timur ke barat. Pergerakan Matahari dan benda-benda langit dari
timur ke barat ini disebut sebagai peredaran semu harian benda langit, hal ini
teramati karena bumi yang ber-rotasi dengan arah sebaliknya, dari barat ke
timur. sehingga akan muncul tampak kesan semu bahwa dari sudut pandang
kita (sebagai pengamat) di bumi, mataharilah yang bergerak mengelilingi.
2.2 Gerak Semu Tahunan Matahari
Matahari tampak terbit dari tempat yang berbeda
setiap periode tertentu dalam setahun. Padahal, Matahari sebenarnya tidak
mengalami perubahan posisi. Kenampakan ini terjadi akibat revolusi Bumi.
Matahari seolah-olah bergerak atau berpindah tempat. Nah, gerak inilah yang
disebut gerak semu tahunan Matahari.
2.3 Gerak, Posisi dan Penampakan Bulan
Bulan memiliki dua
macam gerakan, yaitu rotasi dan revolusi.
1. Rotasi Bulan
Perputaran Bulan pada porosnya disebut rotasi Bulan.
Untuk satu kali rotasi, Bulan membutuhkan waktu sebulan (29½ hari). Rotasi
Bulan tidak memberikan pengaruh apa pun terhadap kehidupan di Bumi.
2. Revolusi Bulan
Sebagai
satelit Bumi, Bulan bergerak mengelilingi Bumi. Gerakan Bulan mengelilingi Bumi
disebut revolusi Bulan. Waktu yang diperlukan Bulan untuk satu kali revolusi
adalah sebulan (29½ hari).Saat berevolusi, luas bagian Bulan yang terkena
Matahari berubah-ubah. Oleh karena itu, bentuk Bulan dilihat dari Bumi juga
berubah-ubah. Perubahan bentuk Bulan itu disebut fase-fase Bulan.
Dalam
sekali revolusi, Bulan mengalami delapan fase. Apabila dirata-rata, setiap fase
Bulan berlangsung selama kurang lebih 3–4 hari. Bidang berwarna hitam merupakan
bagian Bulan yang tidak terkena sinar Matahari. Bidang berwarna putih merupakan
bagian Bulan yang terkena sinar Matahari namun tidak terlihat dengan jelas dari
Bumi.
Berikut fase-fase nya:
· Hari Pertama,
Bulan berada pada posisi 0°. Bagian Bulan yang tidak terkena sinar Matahari
menghadap ke Bumi. Akibatnya, Bulan tidak tampak dari Bumi. Fase ini disebut
Bulan baru.
· Hari ke-4,
Bulan berada pada posisi 45°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak melengkung
seperti sabit. Fase ini disebut Bulan sabit.
·
Hari ke-8,
Bulan berada pada posisi 90°. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran. Fase
ini disebut Bulan paruh.
· Hari ke-11,
Bulan berada pada posisi 135°. Dilihat dari Bumi, Bulan tampak seperti cakram.
Fase ini disebut Bulan cembung.
·
Hari ke-14,
Bulan berada pada posisi 180°. Pada posisi ini, Bulan tampak seperti lingkaran
penuh. Fase ini disebut Bulan purnama atau Bulan penuh.
· Hari ke-17,
Bulan berada pada posisi 225°. Dilihat dari Bumi, penampakan Bulan kembali
seperti cakram.
· Hari ke-21,
Bulan berada pada posisi 270°. Penampakan Bulan sama dengan Bulan pada posisi
90°. Bulan tampak berbentuk setengah lingkaran.
· Hari ke-25,
Bulan berada pada posisi 315°. Penampakan Bulan pada posisi ini sama dengan
posisi Bulan pada 45°. Bulan tampak berbentuk seperti sabit.
Selanjutnya,
Bulan akan kembali ke kedudukan semula, yaitu Bulan mati. Posisi Bulan mati sama dengan posisi Bulan baru.
2.4 Gerhana
Bumi berputar mengelilingi matahari,
bulan mengelilingi bumi dan bersama dengan bumi mengelilingi matahari. Diantara
akibat yang bisa timbul dari hal ini adalah bumi terkadang berada di antara
bulan dan matahari dan terkadang bulan yang berada di antara bumi dan matahari.
Ketika bulan berada di antara bumi dan matahari dan ketiganya berada dalam satu
garis, bulan akan menghalangi cahaya matahari yang menuju beberapa daerah di
permukaan bumi. Inilah yang menyebabkan terjadinya gerhana
matahari pada daerah bumi yang cahaya mataharinya terhalang bulan.
Sedangkan ketika bumi berada di antara bulan dan matahari dan ketiganya berada
dalam satu garis, maka bayangan bumi akan menutupi bulan sedikit demi sedaikit.
Inilah yang menyebabkan terjadinya gerhana bulan.
1.4.1
Gerhana Matahari
Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak
di antara Bumi dan Matahari sehingga menutup sebagian atau seluruh cahaya
Matahari. Walaupun Bulan lebih kecil, bayangan Bulan mampu melindungi cahaya
matahari sepenuhnya karena Bulan yang berjarak rata-rata jarak 384.400
kilometer dari Bumi lebih dekat dibandingkan Matahari yang mempunyai jarak
rata-rata 149.680.000 kilometer.
Gerhana matahari dapat dibagi
menjadi tiga jenis yaitu :
1. Gerhana matahari total
Terjadi apabila saat puncak gerhana, piringan Matahari ditutup
sepenuhnya oleh piringan Bulan. Saat itu, piringan Bulan sama besar atau lebih
besar dari piringan Matahari. Ukuran piringan Matahari dan piringan Bulan
sendiri berubah-ubah tergantung pada masing-masing jarak Bumi-Bulan dan
Bumi-Matahari.
2. Gerhana matahari sebagian
Gerhana
sebagian terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup
sebagian dari piringan Matahari. Pada gerhana ini, selalu ada bagian dari
piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan Bulan.
3. Gerhana matahari cincin
Gerhana cincin
terjadi apabila piringan Bulan (saat puncak gerhana) hanya menutup sebagian
dari piringan Matahari. Gerhana jenis ini terjadi bila ukuran piringan Bulan
lebih kecil dari piringan Matahari. Sehingga ketika piringan Bulan berada di
depan piringan Matahari, tidak seluruh piringan Matahari akan tertutup oleh
piringan Bulan. Bagian piringan Matahari yang tidak tertutup oleh piringan
Bulan, berada di sekeliling piringan Bulan dan terlihat seperti cincin yang
bercahaya.
Gerhana matahari tidak dapat
berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Ketika gerhana matahari, orang dilarang
melihat ke arah Matahari dengan mata telanjang karena hal ini dapat merusakkan
mata secara permanen dan mengakibatkan kebutaan.
Ciri gerhana matahari:
a.
Terjadinya
siang hari
b.
Posisinya
Matahari – Bulan – Bumi sejajar
c.
Bumi
seharusnya menerima cahaya matahari, tetapi terhalang oleh bulan
d.
Terjadi
jika bayangan bulan menutupi permukaan bumi
1.4.1
Gerhana Bulan
Gerhana bulan adalah penampakan gelap di bulan saat purnama. Kita sudah
mengetahui bahwa bumi mengitari matahari. Sementara itu bulan mengitari bumi.
Akibatnya bulan kadang-kadang berada di antara matahari dan bumi. Pada saat
lain bumi yang berada di antara matahari dan bulan.
Ketika bulan berada di antara matahari dan bumi, ketiganya belum tentu segaris. Bulan mungkin berada lebih rendah, mungkin pula lebih tinggi dari garis hubung antara matahari dan bumi. Bila suatu waktu bulan berada tepat segaris di antara matahari dan bulan, bulan akan menghalangi cahaya matahari yang menuju beberapa daerah di permukaan bumi. Ini menyebabkan terjadinya gerhana matahari. Tidak semua wilayah di permukaan bumi yang bisa mengamati gerhana tersebut. Hanya daerah yang tergelapi oleh bulan itu yang akan melihat gerhana matahari. Pada saat yang lain, bumi berada di antara matahari dan bulan. Tetapi ini pun belum tentu segaris. Pada keadaan ini bumi melihat bundaran penuh permukaan bulan yang tersinari oleh matahari, bulan purnama. Pada saat-saat tertentu, bumi segaris dengan matahari dan bulan. Akibatnya bayangan bumi menutupi bulan sedikit-demi sedikit. Itulah yang menyebabkan gerhana bulan. Tak seperti gerhana Matahari, gerhana Bulan aman disaksikan dengan mata telanjang tanpa perlu pelindung.
Ciri – ciri gerhana bulan:
a.
Pada bulan
purnama
b.
Posisinya
Matahari – Bumi – Bulan segaris
c.
Bulan
seharusnya menerima cahaya matahari tetapi terhalangi bumi pada saat bulan
purnama.
d.
Bulan
memasuki bayang – bayang bumi.
e.
Terjadi
pada malam hari
f.
Berlangsung
selama 6 jam
e
Tidak ada komentar:
Posting Komentar