A.
ATMOSFER
BUMI
Atmosfer penting bagi kehidupan di
bumi karena tanpa atmosfer, maka manusia, hewan, dan tumbuhan tidak dapat
hidup. Atmosfer juga bertindak sebagai pelindung kehidupan di bumi dari radiasi
matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang
angkasa pada malam hari. Sangat beruntung bahwa atmosfer menyebabkan hambatan
bagi benda yang bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui
atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi.
Atmosfer bersifat dapat dimampatkan (compresible)
sehingga lapisan atmosfer bawah lebih rapat daripada lapisan di atasnya,
akibatnya tekanan udara berkurang sesuai dengan ketinggian. Massa total atmosfer
sekitar 56 x 104 ton, setengah dari massanya kira-kira terletak di
bawah 6.000 m dan lebih dari 99% terletak di dalam lapisan 35.000 m dari
permukaan bumi.
Revolusi industri dan revolusi
pembangunan pada hakikatnya bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia,
tetapi pada kenyataannya dapat menurunkan kualitas lingkungan, misalnya
miningkatnya konsentrasi gas rumah kaca (GRK) yang pada giliranya dapat
meningkatkan suhu atmosfer permukaan bumi. Salah satu gas rumah kaca adalah
karbon dioksida (CO2) yang transparan terhadap radiasi gelombang
panjang bumi. Sumber ketakutan manusia sekarang disebabkan oleh terus
meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca sejak revolusi industri.
1.
Awal
Evolusi Atmosfer
Menurut ahli geologi, pada mulanya
atmosfer bumi mengandung CO2 (karbondioksida) berkadar tinggi sehingga
karena efek rumah kaca, maka temperatur permukaan bumi juga tinggi. Pada waktu
itu oksigen (O2) belum terbentuk sehingga belum ada lapisan ozon (ozonosfer) di stratosfer, karena itu
sinar ultraviolet dari matahari tidak mengalami atenuasi (absorbsi, refleksi,
dan difusi) dan sampai permukaan bumi dengan intensitas radiasi yang sangat
kuat. Kondisi semacam ini, tidak memumngkinkan adanya kehidupan pada permukaan
bumi, kecuali mungkin ada kehidupan pada perairan yang dalam sehingga
terlindung radiasi sinar UV (ultraviolet)
dari matahari.
Sekitar 3,5 milyar tahun yang lalu mulai
adanya evolusi makhluk hidup yang berklorofil yang memungkinkan proses
fotosintesis. Evolusi ini berlanjut terus sehingga proses fotosintesis semakin
efisien. Karena fotosintesis memerlukan karbondioksida maka kadar karbon di
atmosfer menjadi berkurang dan sebaliknya kadar oksigen lambat laun bertambah.
Melalui proses fotokimia dan energi matahari (terutama panjang gelombang pendek),
maka terbentuk lapisan ozon (O3) di stratosfer. Lapisan ozon dapat
menahan atau menyerap gelombang pendek dari radiasi matahari (terutama UV) yang
berenergi tinggi. Kondisi semacam ini menyebabkan temperatur permukaan bumi
turun, dan memungkinkan makhluk hidup berevolusi ke daratan.
Tetapi evolusi ini tidak berjalan
linier, ada beberapa episode kepunahan masal, misalnya pada 240 juta tahun yang
lalu kepunahan massal menghilangkan organisme laut sekitar 77 sampai 96%, juga
pada 67 tahun yang lalu terjadi kepunahan masal.
Ada dua teori sebab kepunahan masal.
Pertama ialah tabrakan bumi dengan sebuah benda langit dan kedua ialah kegiatan
vulkanik yang dahsyat. Kedua teori ini menganggap terjadi debu yang menghalangi
sinar matahari sehingga proses fotosintesis terhenti untuk waktu yang lama,
selain itu kebakaran besar-besaran juga mengakibatkan hujan asam yang dahsyat.
Akibatnya terjadi kepunahan masal, termasuk jenis dinosaurus.
Kepunahan besar ini mengakibatkan
hilangnya dominasi hewan melata (reptilia) sehingga memberikan kesempatan pada
hewan menyusui untuk berkembang yang pada akhirnya melahirkan manusia. Dari
segi teori evolusi maka tanpa kepunahan masal, manusia mungkin belum ada di
bumi. Meskipun teori evolusi telah banyak diterima secara luas baik dikalangan
ilmiah maupun awam, namun dari segi agama banyak pula yang masih mempertanyakan
kebenarannya.
Manusia terbentuk oleh lingkungan dan
membentuk lingkungan baru. Dengan adanya umpan balik antara makhluk hidup dan
lingkungan maka kondisi lingkungan terjaga agar tetap sesuai dengan kehidupan.
Pertanyaannya adalah apakah lingkungan itu akan tetap sesuai bagi manusia pada
khususnya? Fakta menunjukkan telah banyak terjadi kepunahan jenis makhluk hidup
yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan. Dari segi
ekologi, tidak ada alasan manusia tidak dapat punah, apalagi manusia lebih peka
dibandingkan tumbuhan, jasad renik dan hewan yang merupakan mata rantai dalam
arus energi dari matahari. Tumbuhan, jasad renik, dan hewan tidak dapat hidup tanpa
manusia, tetapi sebaliknya manusia tak dapat hidup tanpa tumbuhan. Karena itu
kita sebaliknya bersikap, bijaksana dan rendah hati terhadap makhluk-makhluk
lain dan senantiasa menjaga kelestarian lingkungan.
Aktivitas industri seyogyanya
memperhatikan dampak yang ditimbulkannya baik terhadap lingkungan maupun
terhadap perubahan iklmi. Ini disebabkan tidak ada jaminan manusia tidak akan
punah. Pembangunan industri berwawasan lingkungan dan terlanjutkan berusaha
memenuhi kebutuhan tetapi lingkungan tetap terjaga kelestariannya sehingga
dapat menopang kehidupan kita yang semakin baik, dan memberi kesempatan hidup
pada makhluk-makhluk lain.
Hujan asam adalah perkara lingkungan
yang rumit. Sejak tahun 1950, perkara hujan asam menjadi menarik perhatian
ketika terjadi asidifikasi (pengasaman) danau di Scandinavia dan Kanada. Hujan
asam adalah istilah yang lebih populer daripada deposisi basah senyawa sulfur
dan nitrogen. Pengasaman terutama disebabkan oleh tiga jenis polutan yaitu:
a. Sulfur
dioksida (SO2) dari pembakaran minyak bumi dan batu bara, dan proses
industri.
b. Nitrogen
dioksida (NO2) dari proses semua pembakaran.
c. Amonia
NH3 terutama dari peternakan.
Sumber pelenyap senyawa sulfur adalah
melalui tetes hujan di dalam awan (rainout)
dan melalui pencucian hujan diluar awan (washout).
Pelenyapan melalui tetes hujan yaitu proses di dalam awan dengan aerosol
higroskopis dari senyawa sulfur bertindak sebagai inti kondensasi, dan melalui
mekanisme tangkapan dan penggabungan kemudian menjadi tetes hujan yang jatuh ke
permukaan tanah. Pelenyapan melalui pencucian hujan adalah proses penangkapan
partikel aerosol oleh tetes air hujan yang jatuh, meliputi proses yang terjadi
di bawah awan.
1.
Lapisan
Atmosfer
Jika temperatur vertikal dipakai sebagai
dasar pembagian atmosfer, maka terdapat diskontinuitas profil temperatur yang
menandai lapisan-lapisan atmosfer yaitu troposfer, stratosfer, mesosfer, dan
termosfer. Puncak dari lapisan-lapisan ini disebut tropopause, stratopause,
mesopause, dan termopause. Troposfer adalah lapisan atmosfer paling bawah yang
ditandai oleh penurunan temperatur dan fenomena cuaca (pembentukan awan dan
hujan). Stratosfer ditandai oleh kenaikan temperatur terhadap ketinggian karena
adanya ozonosfer (lapisan ozon) yang menyerap radiasi matahari berenergi tinggi
(ultra violet). Mesosfer adalah lapisan tengah atmosfer yang ditandai oleh
penurunan temperatur terhadap ketinggian. Termosfer adalah lapisan panas yang
ditandai oleh kenaikan temperatur sampai ribuan derajat celcius.
Atmosfer dipengaruhi oleh gaya tarik
bumi yaitu gravitas (gravity).
Atmosfer bersifat kompresibel artinya densitas maksimum terdapat di permukaan
tanah dan semakin tipis jika menjauhi permukaan bumi sampai pada akhirnya
menjadi tidak dapat dibedakan dari gas lain. Karena itu tidak terdefinisi batas
atau puncak atmosfer, tetapi rumbai-rumbai bumi mencapai pada ketinggian
sekitar 1.000 km.
Eksplorasi struktur suhu vertikal
atmosfer dilakukan dengan pengukuran balonsonde. Konklusi pertama adalah dalam
lapisan bawah 10 km (rata-rata), suhu berkurang dengan ketinggian sekitar 7
derajat per kilometer. Keadaan ini disebut susut suhu (lapse rate) yaitu tingkat penurunan suhu terhadap ketinggian yang
bervariasi terhadap tempat, tetapi tidak melebihi 100/km kecuali
dekat permukaan tanah.
Dalam tahun 1902, Teisserence de Bort
(1855 1913) ahli meteorologi Perancis dan Assmann (1845 – 1918) ahli
meteorologi Jerman secara terpisah menemukan lapisan tinggi di atas 10 km
dimana suhu naik dengan ketinggian. De Bort menyebut lapisan pertama di atas
permukaan adalah troposfer dan
lapisan di atasnya adalah stratosfer.
Penemuan radiosonde oleh Malchanov (1893
– 1918) ahli meteorologi Soviet dalam tahun 1927 memperkenalkan era baru
eksplorasi atmosfer dimana pengukuran suhu rutin dapat dilaksanakan secara
simultan (bersamaan) pada seluruh jaringan sinoptik. Sistem radiosonde modern
mampu membuat observasi sampai pada ketinggian 40 km. Pada paras yang lebih
tinggi informasi struktur suhu diukur oleh roket dan didedukasi (diturunkan)
secara tidak langsung dari pengukuran satelit cuaca.
Troposfer artinya bulatan atau lapisan yang
berubah-ubah, lebih dari 80% massa atmosfer terletak dilapisan ini, dan
mempunyai ciri pencampuran vertikal yang kuat. Fenomena cuaca, seperti awan,
hujan, dan badai guruh terjadi di troposfer. Akibat adanya percampuran vertikal
yang kuat dan curah hujan maka waktu tinggal rata-rata aerosol dalam lapisan
troposfer agak pendek berkisar dari beberapa hari sampai minggu.
Stratosfer artinya bulatan atau lapisan
berlapis yang ditandai oleh percampuran vertikal yang sangat lemah. Badai guruh
yang updraft (arus udara ke atas)-nya
sangat besar dapat menembus beberapa kilometer ke dalam stratosfer bawah.
Tekanan pada paras stratopause sekitar 1 mb, dibandingkan 1.000 mb pada
permukaan bumi. Troposfer bersama stratosfer mencakup sekitar 99,9% massa
atmosfer. Sisanya 0,1% adalah massa mesosfer 99% dan massa termosfer 1%.
Gambar 3. Pembagian massa dalam
atmosfer kompresibel.
Mesosfer artinya bulatan atau lapisan
tengah yang tumpang tindih (overlaps)
dengan ionosfer bawah. Seperti troposfer maka lapisan ini mempunyai penurunan
suhu dengan ketinggian (susut suhu) dan gerakan udara vertikal tidak dihalangi
secara kuat.
Termosfer artinya bulatan atau lapisan
panas yang meluas sampai ketinggian beberapa ratus kilometer dan bersuhu antara
400 sampai 2.0000C bergantung pada tingkat (fasa). Aktivitas
matahari (siang dan malam) dan bergantung pada lintang tempat. Variasi
temperatur harian adalah 500-8000C dengan minimum sekitar matahari
terbit dan maksimum sekitar pukul 14.00. Termopause adalah paras transisi ke
profil yang kurang lebih isotermal atau suhu konstan.
1.
Komposisi
Atmosfer
Lapisan atmosfer merupakan campuran dari
gas yang tidak tampak dan tidak berwarna. Empat gas, yaitu nitrogen, oksigen,
argon, dan karbondioksida meliputi hampir seratus persen dari volume udara
kering. Gas lain yang stabil adalah neon, helium, metana, kripton, hidrogen,
xenon dan yang kurang stabil termasuk ozon dan radon juga terdapat di atmosfer
dalam jumlah yang sangat kecil.
Tabel
1. Gas utama dalam udara kering
MACAM GAS
|
VOLUME %
|
MASSA %
|
Nitrogen (N2)
|
78,088
|
75,527
|
Oksigen (O2)
|
20,949
|
23,143
|
Argon (Ar)
|
0,930
|
1,282
|
Karbondioksida (CO2)
|
0,030
|
0,045
|
|
99,997
|
99,997
|
Selain udara kering, lapisan atmosfer
mengandung air dalam ketiga fasanya, dan aerosol
atmosfer. Oleh karena itu, udara kering yang murni di alam tidak pernah
dijumpai karena ada dua alasan, yaitu adanya uap air di udara yang jumlahnya
berubah-ubah dan selalu ada injeksi zat ke dalam udara, misalnya asap dan
partikel debu. Udara semacam ini disebut udara
alam.
Oksigen (O2) sangat penting
bagi kehidupan, yaitu untuk mengubah zat makanan menjadi energi hidup. Oksigen
dapat bergabung dengan unsur kimia lain yang dibutuhkan untuk pembakaran.
Karbon dioksida (CO2)
dihasilkan dari pembakaran bahan bakar, pernafasan manusia dan hewan, kemudian
dibutuhkan oleh tanaman. Karbon dioksida merupakan salah satu senyawa kimia
udara yang terdiri atas satu bagian karbon dan dua bagian oksigen. Karbon
dioksida menyebabkan efek rumah kaca (green
house) yaitu transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap
radiasi gelombang panjang. Dengan demikian kenaikan konsentrasi CO2
di dalam atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu permukaan bumi.
Nitrogen (N2) terdapat di
udara dalam jumlah paling banyak, yaitu meliputi 78 bagian. Nitrogen tidak
langsung bergabung dengan unsur lain, tetapi pada hakikatnya unsur ini adalah
penting karena nitrogen merupakan bagian dari senyawa organik.
Neon (Ne), argon (Ar), xenon (Xe), dan
kripton (Kr) disebut gas mulia, karena tidak mudah bergabung dengan unsur lain.
Meskipun gas ini kurang penting di atmosfer, namun neon biasanya dipakai dalam
iklan dan argon dipakai untuk bola lampu cahaya listrik.
Helium (He) dan hidrogen (H2)
sangat jarang di udara kecuali pada panas yang tinggi. Gas ini adalah yang
paling ringan dan sering dipakai untuk mengisi balon meteorologi.
Ozon (O3) adalah gas yang
sangat aktif dan merupakan bentuk lain dari oksigen. Gas ini terdapat terutama
pada ketinggian antara 20 dan 30 km. Ozon dapat menyerap radiasi ultra violet
yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi tubuh manusia.
Uap air (H2O) sangat penting
dlam proses cuaca atau iklim, karena dapat berubah fasa (wujud) menjadi fasa
cair atau fasa padat melalui kondensasi dan deposisi. Perubahan fasa air yang
mungkin, dapat dilukiskan pada gambar 4. Uap air merupakan senyawa kimia udara
dalam jumlah besar yang tersusun dari dua bagian hidrogen dan satu bagian
oksigen. Uap air terdapat di atmosfer sebagai hasil penguapan dari laut, danau,
kolam, sungai, dan transpirasi tanaman.
Gambar 4. Perubahan fasa air.
Atmosfer selalu dikotori oleh debu. Debu
ialah istilah yang dipakai untuk benda yang sangat kecil sehingga sebagian
tidak tampak kecuali dengan mikroskop. Jumlah debu berubah-ubah bergantung pada
tempat. Di pegunungan, jumlah debu hanya beberapa ratus partikel tiap cm3,
tetapi kota besar, daerah industri, dan daerah kering, jumlah debu dapat
mencapai 5 juta tiap cm3. Konsentrasi debu umumnya berkurang dengan
bertambahnya ketinggitan, meskipun debu meteorik dapat dijumpai pada lapisan
atmosfer atas. Sumber debu beraneka ragam, yaitu asap, abu vulkanik, pembakaran
bahan bakar, kebakaran hutan, bakteri, spora, tepung dan serbuk dari tanah yang
berhembus ke atas, partikel garam yang masuk ke dalam atmosfer dari percikan
air laut, dan sebgainya. Partikel debu yang bersifat higroskopis akan bertindak
sebagai inti kondensasi. Debu higrokopis yang penting ialah partikel garam,
asap batu bara atau arang. Kabas (smog)
singkatan dari kabut dan asap (smog and
fog) adalah kabut tebal yang sering dijumpai di daerah industri yang
lembab. Debu dapat menyerap, memantulkan, dan menghamburkan radiasi yang
datang. Debu atmosferik dapat tersapu turun ke permukaan bumi oleh curah hujan.
Tetapi kemudian atmosfer dapat terisi partikel debu kembali.
2.
Ionosfer
Pada atmosfer atas di ketinggian sekitar
60 km samapi di atas 500 km, beberapa molekul udara terionisasi oleh radiasi
ultra violet (UV) dari matahari yang menghasilkan gas terionisasi. Sebuah gas
terionisasi juga disebut plasma, dan di daerah ini disebut ionosfer.
Ionisasi adalah proses dimana
elektron-elektron yang bermuatan listrik negatif terkelupas (stripped) dari atom atau molekul netral
untuk membentuk ion-ion bermuatan positif dan elektron-elektron bebas. Ion-ion
ini yang memberi nama lapisan atmosfer sebagai ionosfer, tetapi lapisan ini
sangat ringan dan elektron-elektron bergerak lebih bebas yang sangat penting
dalam hubungannya dengan penjalaran gelombang radio frekuensi tinggi (hyperfrequency-HF). Lapisan ionosfer
mempunyai densitas elektron bervariasi, lihat gambar 5.
Gambar 5. Lapisan atmosfer
berdasarkan sifat-sifat radio elektrik.
Ketinggian ionosfer dapat ditentukan
dengan mengirimkan gelombang dari pemancar (emitter) titik A ke atmosfer yang
mempunyai frekuensi sama dengan frekuensi gelombang yang dipantulkan oleh
lapisan yang diukur. Gelombang ini diterima oleh penerima (receiver) titik B yang terletak pada jarak tertentu dari A, lihat
gambar 6.
Jika jarak ,
kecepatan penjalaran gelombang adalah c, dan jarak dari titik A atau B ke titik
refleksi adalah h, maka tinggi lapisan ionosfer (x) adalah:
... (1)
keterangan: h = ct, dan t adalah interval
waktu antara keberangkatan signal dari A dan ketinggian ke B.
Gambar 6. Menentukan tinggi lapisan.
Pada kenyataannya gelombang-gelombang
hanya dipantulkan menurut segitiga seperti pada gambar 6. Gelombang membelok dalam
lapisan terionisasi,. Ketinggian nyata yang dicapai gelombang adalah lebih
rendah daripada ketinggian yang ditentukan, dan disebut ketinggian ekivalen.
Nomenklatur lapisan
ionosfer
Lapisan ionosfer dapat
dibedakan dalam tiga daerah yaitu daerah D, E dan F.
Daerah D: terletak di atas ketinggian 50 km sampai 80 km. Konsentrasi elektron
bervariasi antara 103 dan 104 elektron/cm3.
Daerah ini memantulkan gelombang panjang kilometrik ( atau lebih) dan menyerap gelombang pendek
(beberapa materi).
Daerah
E: terletak pada ketinggian 80 dan 160
km. Konsentrasi elektron bervariasi dari 105 elektron/cm3
pada siang hari sampai 103 elektron/cm3 pada malam hari.
Daerah ini memantulkan gelombang hektometrik.
Daerah
F: terletak di atas ketinggian 160 km sampai
paras yang sangat tinggi. Daerah F terdiri dari dua lapisan yaitu F1
dan F2. Daerah F1 cukup tipis dengan ketebalan sekitar 60
km, sedangkan daerah F2 dapat mempunyai ketebalan yang besar.
Konsentrasi elektron di daerah F mencapai 2 x 106 elektron/cm3
pada ketinggian 400 km. Daerah ini memantulkan gelombang metrik, lihat gambar
6.
Selama siang hari,
keempat daerah ionosfer biasanya muncul dan sangat penting dalam komunikasi
frekuensi tinggi (HF). Keempat daerah ionosfer adalah:
D : 60 – 80 km
E : 80 – 160 km
F1 : 160 – 210 km
F2 : > 210 km
A.
HIDROSFER
Hidrosfer berasal dari
kata hidros = air dan sphere = daerah atau bulatan.
Hidrosfer dapat diartikan daerah perairan yang mengikuti bentuk bumi yang
bulat. Daerah perairan ini meliputi samudera, laut, danau, sungai, gletser, air
tanah, dan uap air yang terdapat di atmosfer. Diperkirakan hampir tiga perempat
atau 75 % muka bumi tertutup oleh air. Jadi dapat dikatakan bumi kita ini
adalah planet air. Air di bumi memiliki
jumlah yang tetap dan senantiasa bergerak dalam suatu lingkaran peredaran yang
disebut dengan siklus hidrologi, siklus air atau daur
hidrologi.Persentase luas permukaan laut dan luas permukaan daratan Di belahan
bumi utara dan selatan. Air adalah senyawa gabungan dua atom hidrogen dengan
satu atom oksigen menjadi H2O. Sekitar 71% permukaan bumi merupakan wilayah
perairan. Lapisan air yang menyelimuti permukaan bumi disebut hidrosfer.
Energi matahari yang datang di permukaan
bumi menyebabkan penguapan air ke bagian atmosfer. Kemudian di atmosfer uap air
ini mengalami kondensasi dan selanjutnya akan jatuh sebagai hujan. Pemanasan
oleh sinar matahari menyebabkan suhu air laut di darah tropis lebih panas
dibandingkan suhu air laut yang terletak di belahan bumi lainnya. Akibatnya,
timbul arus vertikal ke arah permukaan laut di daerah tropis serta arus ke arah
dasar laut di daerah kutub. Adanya arus vertikal ini juga mengakibatkan
perbedaan tekanan teanan air laut antara daerah tropis dengan daerah kutub.
Perbedaan ini bersamaan dengan perputaran bumi serta arus angin akan
menimbulkan arus air di permukaan air laut yang membantu distribusi
organisme-organisme di laut. Hidrosfer meliputi samudera, laut, sungai, danau,
gletser, salju, air tanah, serta uap air di atmosfer.
1.
Berdasarkan proses perjalanannya, siklus dapat dibedakan menjadi 3
jenis sebagai berikut :
Siklus Pendek
Siklus pendek adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :
1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut
2. Air laut mengalami perubahan bentuk menjadi gas
3. Terjadi kondensasi
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan
6. Hujan jatuh di permukaan air laut.
Siklus pendek menghasilkan hujan di atas permukaan air laut.
Siklus Sedang
Siklus sedang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :
1. Penguapan air laut
2. Kondensasi
3. Angin menggerakkan uap air menuju daratan
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di daerah daratan
6. Air hujan akan mengalir kembali ke laut melalui sungai
Siklus Panjang
Siklus panjang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :
1. Penguapan
2. Sublimasi
3. Terbentuk awan yang mengandung kristal es
4. Angin menggerakan kristal es ke daratan
5. Turun hujan es ( hujan salju)
6. Pembentukan gletser
7. Gletser yang mencair membentuk aliran sungai
8. Air sungai mengalir menuju daratan.
Siklus pendek adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :
1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut
2. Air laut mengalami perubahan bentuk menjadi gas
3. Terjadi kondensasi
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan
6. Hujan jatuh di permukaan air laut.
Siklus pendek menghasilkan hujan di atas permukaan air laut.
Siklus Sedang
Siklus sedang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :
1. Penguapan air laut
2. Kondensasi
3. Angin menggerakkan uap air menuju daratan
4. Pembentukan awan
5. Turun hujan di daerah daratan
6. Air hujan akan mengalir kembali ke laut melalui sungai
Siklus Panjang
Siklus panjang adalah proses peredaran atau daur ulang air dengan urutan sebagai berikut :
1. Penguapan
2. Sublimasi
3. Terbentuk awan yang mengandung kristal es
4. Angin menggerakan kristal es ke daratan
5. Turun hujan es ( hujan salju)
6. Pembentukan gletser
7. Gletser yang mencair membentuk aliran sungai
8. Air sungai mengalir menuju daratan.
2.
Siklus
Hidrologi
Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air
yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir
melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air
samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut
dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai
presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet),
hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi
dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian
diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah,
siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
Evaporasi / transpirasi - Air yang ada
di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke
angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air
(awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation)
dalam bentuk hujan, salju, es.
Infiltrasi / Perkolasi ke dalam tanah -
Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan
menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat
bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air
tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.
Air Permukaan - Air bergerak diatas
permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan
makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran
permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai
bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang membawa seluruh air
permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut. Air permukaan, baik yang
mengalir maupun yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah
permukaan akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut.
Proses perjalanan air di daratan itu terjadi dalam komponen-komponen siklus
hidrologi yang membentuk sisten Daerah Aliran Sungai (DAS).Jumlah air di bumi
secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan tempatnya.
3.
Perairan
darat dan laut
Pengertian Perairan
Darat, Jenis dan Persebarannya.
Sekarang coba perhatikan air sumur, air pompa,
air sungai, air empang, air danau, air rawa yang ada di sekitar rumah Anda.
Air-air tersebut termasuk dalam bentang perairan darat. Perairan darat
adalah semua bentuk perairan yang terdapat di darat. Bentuk perairan yang
terdapat di darat meliputi, mata air, air yang mengalir di permukaan bergerak
menuju ke daerah-daerah yang lebih rendah membentuk sungai, danau, rawa dan
lain-lain yang memiliki suatu pola aliran yang dinamakan Daerah Aliran Sungai
(DAS).
Tata air yang berada di wilayah daratan
tersebut dipelajari oleh suatu ilmu yang disebut hidrologi.
a.
Danau
Air
yang mengisi danau biasanya air tawar, contohnya Danau Toba di Sumatera Utara,
Danau Poso di Sulawesi Tengah, dan Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Selain air
tawar ada juga danau yang airnya asin (memiliki kadar garam tinggi) seperti
Danau Kaspia, Danau Laut Mati, Danau Laut Aral, Great Salt dan lain-lain.
Mengapa ada danau yang airnya asin? Hal ini terjadi karena di danau terjadi
penguapan yang sangat tinggi. Di samping itu air yang masuk ke danau tersebut
biasanya tidak berpelepasan atau tidak mengalir lagi ke tempat lain.
Berdasarkan
proses kejadiannya danau dibedakan menjadi 6 macam yaitu danau: Tektonik,
Vulkanik, Tektono-Vulkanik, Karst, Glasial dan Waduk atauBendungan.
1) Danau
Tektonik, yaitu danau yang terjadi akibat adanya peristiwa tektonik seperti
gempa. Akibat gempa terjadi proses patahan (fault) pada permukaan tanah.
Permukaan tanah yang patah mengalami pemerosotan atau ambles (subsidence) dan
menjadi cekung. Selanjutnya bagian yang cekung karena ambles tersebut terisi
air dan terbentuklah danau. Danau jenis ini contohnya danau Poso, danau Tempe,
danau Tondano, dan danau Towuti di Sulawesi. Danau Singkarak, danau Maninjau,
dan danau Takengon di Sumatera.
2) Danau
Vulkanik atau danau Kawah, yaitu danau yang terdapat pada kawah lubang kepunden
bekas letusan gunung berapi. Ketika gunung meletus batuan yang menutup kawasan
kepunden rontok dan meninggalkan bekas lubang di sana. Ketika terjadi hujan
lubang tersebut terisi air dan membentuk sebuah danau.
Contoh
danau jenis ini ialah danau Kelimutu di Flores, Kawah Bromo, danau gunung
Lamongan di Jawa Timur, danau Batur di Bali danau Kerinci di Sumatera Barat
serta Kawah gunung Kelud.
3) Danau
Tektono-Vulkanik, yaitu danau yang terjadi akibat proses gabungan antara proses
vulkanik dengan proses tektonik. Ketika gunung berapi meletus, sebagian tanah /
batuan yang menutupi gunung patah dan merosot membentuk cekungan. Selanjutnya
cekungan tersebut terisi air dan terbentuklah danau. Contoh danau jenis ini
adalah danau Toba di Sumatera Utara.
4) Danau
Karst. Danau jenis ini disebut juga Doline, yaitu danau yang terdapat di daerah
berbatu kapur. Danau jenis ini terjadi akibat adanya erosi atau pelarutan batu
kapur. Bekas erosi mem bentuk cekungan dan cekungan terisi air sehingga
terbentuklah danau.
5) Danau
Glasial, danau yang terjadi karena adanya erosi gletser. Pencairan es akibat
erosi mengisi cekungan-cekungan yang dilewati sehingga terbentuk danau. Contoh
danau jenis ini terdapat di perbatasan antara Amerika dengan Kanada yaitu danau
Superior, danau Michigan dan danau Ontario.
6) Waduk
atau Bendungan, adalah danau yang sengaja dibuat oleh manusia. Pembuatan waduk
biasanya berkaitan dengan kepentingan pengadaan listrik tenaga air, perikanan,
pertanian dan rekreasi. Contoh danau jenis ini misalnya Saguling, Citarum dan
Jatiluhur di Jawa Barat, Riam Kanan dan Riam Kiri di Kalimantan Selatan, Rawa
Pening, Kedung Ombo dan Gajah Mungkur di Jawa Tengah.
b.
Rawa
Pernahkah
Anda melihat/menyaksikan rawa, atau barangkali di sekitar tempat tinggal Anda
terdapat rawa. Daerah rawa banyak kita temukan di pantai timur pulau Sumatera
dan pantai selatan pulau Kalimantan. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa: Rawa
atau paya-paya adalah daerah rendah yang selalu tergenang air. Air yang
menggenangi rawa bisa berupa air hujan, air sungai maupun dari sumber mata air
tanah.
Ada
dua jenis rawa yaitu:
1)
Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian, dan
2)
Rawa yang airnya selalu mengalami pergantian.
Rawa
jenis pertama tidak memiliki pintu pelepasan air sehingga airnya selalu
tergenang. Sedang kan rawa jenis kedua memiliki pintu pelepasan air sehingga
airnya berganti. Rawa yang airnya tidak mengalami pergantian memiliki ciri-ciri
sebagai berikut:
1)
Airnya asam atau payau, berwarna merah, kurang bagus untuk mengairi
tanaman dan tidak dapat dijadikan air minum. Kadar keasaman air
(pH) mencapai 4,5.
2)
Karena airnya asam, maka tidak banyak organisme (hewan maupun
tumbuh-tumbuhan)yang hidup.
3)
Pada bagian dasar rawa umumnya tertutup gambut yang tebal.
Sedangkan
rawa yang airnya mengalami pergantian memiliki ciri-ciri yang sebaliknya yaitu:
1)
Airnya tidak terlalu asam.
2)
Banyak organisme yang hidup seperti cacing tanah, ikan serta tumbuh-tumbuhan
rawa seperti eceng gondok, pohon rumbia dan lain-lain.
3)
Dapat diolah menjadi lahan pertanian.
c.
Air Tanah
Pernahkah
Anda perhatikan air yang Anda minum setiap hari, dari manakah air tersebut di
peroleh ? Kalau jawaban Anda dari air tanah, maka jawaban Anda betul. Di
sekitar kita (di permukaan tanah), dapat kita saksikan adanya air sumur,
sungai, danau, rawa dan lain-lain. Sebenarnya di bawah permukaan tanah terdapat
kumpulan air yang mempersatukan kumpulan air yang ada di permukaan. Kumpulan
air inilah yang disebut air tanah. Jadi benar jika Anda mengatakan bahwa air
yang kita minum serta kita gunakan untuk berbagai keperluan sehari-hari adalah
air tanah. Pengambilan air tanah dapat dilakukan dengan menimba, memompa atau mengalirkan
air dari sebuah mata air. Dimanakah air tanah berada? Air tanah berada pada
pori-pori dan celah-celah batuan. Kalau Anda memperhatikan permukaan air sumur,
maka akan Anda lihat bahwa dalamnya permukaan air sumur di berbagai tempat
tidak sama. Ada daerah tertentu misalnya di daerah pantai atau di pinggir
sungai, mungkin cukup menggali 2 meter kita telah memperoleh air tanah, tetapi
di daerah gunung mungkin kita perlu menggali hingga kedalaman nya mencapai 10
atau 15 meter untuk memperoleh air tanah. Perbedaan ini disebabkan oleh per
bedaan topografi. Perbedaan jenis tanah juga mempengaruhi kedalaman permukaan
air tanah. Contohnya di daerah gurun kedalamannya bisa mencapai 50 meter atau
lebih, sehingga jarang tumbuh-tumbuhan yang hidup di situ karena akar tumbuhan
tidak mampu menjangkau permukaan air. Penyebab lainnya adalah faktor musim.
Pada musim kemarau permukaan air tanah akan lebih dalam jika dibandingkan pada
musim penghujan.
Ada
bermacam-macam jenis air tanah.
1)
Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu air tanah
permukaan (Freatik) dan air tanah dalam.
a)
Air tanah permukaan (Freatik) adalah air tanah yang terdapat di atas lapisan
tanah / batuan yang tidak tembus air (impermeable). Air yang ada di sumursumur,
sungai, danau dan rawa termasuk jenis ini.
b)
Air tanah dalam, adalah air tanah yang terdapat di bawah lapisan tanah/ batuan
yang tidak tembus air (impermeable). Untuk memperoleh air tanah jenis ini harus
dilakukan pengeboran. Sumur bor atau artesis merupakan salah satu contoh sumur
yang airnya berasal dari air tanah dalam.
2)
Menurut asalnya air tanah dapat dibedakan menjadi air tanah yang berasal dari
atmosfer (angkasa) dan air tanah yang berasal dari dalam perut bumi.
a)
Air tanah yang berasal dari atmosfer disebut meteoric water, yaitu air tanah
ber asal dari hujan dan pencairan salju.
b)
Air tanah yang berasal dari dalam bumi misalnya air tanah turbir (yaitu air
tanah yang ter simp an di dalam batuan sedimen) dan air tanah juvenil yaitu air
tanah yang naik dari magma bila gas-gasnya dibebaskan melalui mata air panas.
Ada
4 wilayah air tanah yaitu:
1)
Wilayah yang masih terpengaruh udara. Pada bagian teratas dari permukaan bumi
terdapat lapisan tanah yang mengandung air. Karena pengaruh gaya berat
(gravitasi), air di wilayah ini akan bebas bergerak ke bawah. Tumbuh-tumbuhan
memanfaatkan air pada lapisan ini untuk menopang kelangsungan hidupnya.
2)
Wilayah jenuh air. Wilayah inilah yang disebut dengan wilayah kedalaman sumur.
Kedalaman wilayah ini tergantung pada topografi, jenis tanah dan musim.
3)
Wilayah kapiler udara. Wilayah ini merupakan peralihan antara wilayah
terpengaruh udara dengan wilayah jenuh air. Air tanahnya diperoleh dari proses
kapilerisasi (perembesan naik) dari wilayah jenuh air.
4)
Wilayah air dalam. Wilayah ini berisikan air yang terdapat di bawah tanah/batuan
yang tidak tembus air.
4.
SUNGAI,
DAERAH ALIRAN SUNGAI dan PEMANFAATAN PERAIRAN DARAT
1.
Sungai dan Jenis-jenisnya
Sungai
adalah bagian permukaan bumi yang letaknya lebih rendah dari tanah di
sekitarnya dan menjadi tempat mengalirnya air tawar menuju ke laut, danau, rawa
atau ke sungai yang lain.
Sungai
merupakan tempat mengalirnya air tawar. Air yang mengalir lewat sungai bisa
berasaldari air hujan, bisa berasal dari mata air atau bisa juga berasal dari
es yang mengalir (Gletser). Ke mana air itu mengalir? Air mengalir bisa ke
laut, ke danau, ke rawa, ke sungai lain dan bisa juga ke sawah-sawah.
Ada
bermacam-macam jenis sungai :
§ Berdasarkan sumber
airnya sungai dibedakan menjadi tiga macam yaitu: sungai hujan, sungai
gletser dan sungai campuran.
a. Sungai
Hujan, adalah sungai yang airnya berasal dari air hujan atau sumber mata air.
Contohnya adalah sungai-sungai yang ada di pulau Jawa dan Nusa Tenggara.
b. Sungai
Gletser, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es.Contoh sungai yang
airnya benar-benar murni berasal dari pencairan es saja (ansich) boleh
dikatakan tidak adanamun pada bagian hulu sungai Gangga di India (yang berhulu
di Peg.Himalaya) dan hulu sungai Phein di Jerman (yang berhulu di Pegunungan
Alpen) dapat dikatakan sebagai contoh jenis sungai ini.
c. Sungai
Campuran, adalah sungai yang airnya berasal dari pencairan es (gletser), dari
hujan, dan dari sumber mata air. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Digul
dan sungai Mamberamo di Papua (Irian Jaya).
§ Berdasarkan debit
airnya (volume airnya), sungai dibedakan menjadi 4 macam yaitu sungai permanen,
sungai periodik, sungai episodik, dan sungai ephemeral.
a. Sungai
Permanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh
sungai jenis ini adalah sungai Kapuas, Kahayan, Barito dan Mahakam di
Kalimantan. Sungai Musi, Batanghari dan Indragiri di Sumatera.
b. Sungai
Periodik, adalah sungai yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan
pada musim kemarau airnya kecil. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di
pulau Jawa misalnya sungai Bengawan Solo, dan sungai Opak di Jawa Tengah.
Sungai Progo dan sungai Code di Daerah Istimewa Yogyakarta serta sungai Brantas
di Jawa Timur.
c. Sungai
Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau airnya kering dan pada musim
hujan airnya banyak. Contoh sungai jenis ini adalah sungai Kalada di pulau
Sumba.
d. Sungai
Ephemeral, adalah sungai yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada
hakekatnya sungai jenis ini hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada
musim hujan sungai jenis ini airnya belum tentu banyak.
5.
PERAIRAN
LAUT
1.
Jenis Laut
Ada
beberapa jenis laut, menurut cara terjadinya kita mengenal adanya laut
Transgresi,laut Ingresi dan laut Regresi.
Laut
Transgresi (laut yang meluas), terjadi karena adanya perubahan permukaan
laut secara positif (secara meluas). Perubahan permukaan ini terjadi karena
naiknya permukaan air laut atau daratannya yang turun, sehingga bagian-bagian
daratan yang rendah tergenang air laut. Perubahan ini terjadi pada zaman es.
Contoh laut jenis ini adalah laut Jawa, laut Arafuru dan laut Utara.
b. Laut
Ingresi, adalah laut yang terjadi karena adanya penurunan tanah di dasar laut.
Oleh karena itu laut ini juga sering disebut laut tanah turun. Penurunan tanah
di dasar laut akan membentuk lubuk laut dan palung laut. Lubuk laut atau basin
adalah penurunan di dasar laut yang berbentuk bulat. Contohnya lubuk Sulu,
lubuk Sulawesi, lubuk Banda dan lubuk Karibia. Sedangkan Palung Laut atau trog
adalah penurunan di dasar laut yang bentuknya memanjang. Contohnya palung
Mindanau yang dalamnya 1.085 m, palung Sunda yang dalamnya 7.450 m, palung
Jepang yang dalamnya 9.433 m serta palung Mariana yang dalamnya 10.683 m
(terdalam di dunia).
c. Laut
Regresi, adalah laut yang menyempit. Penyempitan terjadi karena adanya
pengendapan oleh batuan (pasir, lumpur dan lain-lain) yang dibawa oleh
sungaisungai yang bermuara di laut tersebut. Penyempitan laut banyak terjadi di
pantai utara pulau Jawa.
Ø Menurut letaknya, laut
dibedakan menjadi tiga yaitu laut tepi, laut pertengahan dan lautpedalaman.
a. Laut
tepi (laut pinggir), adalah laut yang terletak di tepi benua (kontinen)
dan seolah – olahterpisah dari samudera luas oleh daratan pulau-pulau atau
jazirah. Contohnyalaut Cina Selatan dipisahkan oleh kepulauan Indonesia dan
kepulauan Filipina.
b. Laut
pertengahan,adalah laut yang terletak di antara benua-benua. Lautnya dalamdan
mempunyai gugusan pulau-pulau. Contohnya laut Tengah di antara benua
Afrika-Asia dan Eropa, laut Es Utara di antara benua Asia dengan Amerika dan
lain-lain.
c. Laut
pedalaman,adalah laut-laut yang hampir seluruhnya dikelilingi oleh daratan.
Contohnya laut Kaspia, laut Hitam dan laut Mati.
Ø Berdasarkan kedalamannya laut
dibedakan menjadi 4 wilayah (zona) yaitu: zona Lithoral, zona Neritic, zona
Bathyal dan zona Abysal.
Zona
Lithoral, adalah wilayah pantai atau pesisir atau shore. Di wilayah ini pada
saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah menjadi
daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering juga disebut wilayah pasang-surut.
b. Zona
Neritic (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut
hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar matahari
sehingga pada wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan baik
hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Contohnya laut Jawa, laut Natuna, selat Malaka
dan laut-laut di sekitar kepulauan Riau.
c. Zona
Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki kedalaman
antara 150 m hingga 1800 m. Wilayah ini tidak dapat tertembus sinar matahari,
oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang terdapat di wilayah
Neritic.
d. Zone
Abyssal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki
kedalaman di atas 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak ada
tumbuh-tumbuhan. Jenis hewan yang dapat hidup di wilayah ini sangat terbatas.
3.
Pembagian wilayah perairan laut di Indonesia
Ada
tiga hal yang akan dikupas dalam masalah ini yaitu Batas Laut Nusantara, Batas
Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusive (ZEE). Indonesia disebut negara
maritim, maksudnya Indonesia sebagai negara kepulauan yang sebagian besar
wilayahnya terdiri atas laut. Dengan demikian secara administratif kita
memiliki kekhasan dalam hal batas-batas wilayah negara. Hal ini berbeda dengan
negaranegara yang terletak di daratan yang hanya memiliki satu jenis batas
negara yaitu batas teritorial yang langsung berbatasan dengan negara lain di
sekitarnya.Tentang batas perairan suatu negara telah disepakati oleh
negara-negara yang tergabung dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Sesuai
dengan hasil Konferensi Hukum Laut Internasional yang telah disepakati,
Indonesia memiliki tiga batas wilayah laut yaitu Batas Laut Teritorial, Batas
Landas Kontinen dan Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).
a.
Batas Laut TeritorialLaut Nusantara merupakan laut yang berada di antara
pulau-pulau yang dibatasi oleh garis dasar pulau tersebut. Sedangkan Batas Laut
Teritorial merupakan batas kedaulatan penuh negara Indonesia artinya
negara-negara lain tidak diperbolehkan memasuki wilayah ini tanpa izin negara
kita. Namun demikian Indonesia juga menyediakan jalur pelayaran sebagai
prasarana lalu lintas damai. Di jalur ini Indonesia mempunyai hak penuh untuk
memanfaatkan sumberdaya yang terkandung di dalamnya. Batas Laut Teritorial
iniditarik sejauh 12 mil laut dari garis pantai yang terjauh menjorok ke laut
(1 mil laut = 1,852 km). Penentuan titik pantai yang dijadikan dasar untuk
melakukan pengukuran adalah dengan mencari garis pantai yang paling jauh
menjorok ke laut. Setelah ketemu kemudian pada garis itu dicari rata-rata pada
saat air pasang dengan saat air surut. Garis ini disebut garis dasar. Dari
garis dasar inilah kemudian diukur sejauh 12 milke laut untuk menentukan Batas
Laut Teritorial.
b.
Batas Landas Kontinenadalah bagian dari benua yang terendam oleh air laut.
Untuk menentukan apakah dasar laut merupakan kelanjutan dari suatu benua,
biasanya dilihat dari struktur batuan pembentuknya (kondisi geologi). Yang
paling mudah diamati, landas kontinen memiliki kedalaman tidak boleh lebih dari
150 meter. Sedangkan Batas Landas Kontinen merupakan batas dasar laut yang
sumberdaya alamnya dapat dikelola oleh negara yang bersangkutan. Batas Landas
Kontinen diukur dari garis dasar ke arah luar paling jauh 200 mil laut. Jika
terdapat 2 negara yang berdampingan dalam satu landas kontinen dengan jarakyang
kurang dari 200 mil, maka untuk menentukan batas landas kontinen bagi kedua
negara tersebut dilakukan dengan cara membagi dua wilayah tersebut yang sama
jauhnya dari garis pantai masing-masing. Negara kita terletak pada 2 landas
kontinen (landas kontinen Asia di bagian barat dan landas kontinen Australia di
bagian timur), maka baik batas Indonesia denganMalaysia dan Thailand (di bagian
barat) serta Indonesia dengan Australia (di bagian timur) ke duanya menggunakan
Batas Landas Kontinen. Batas Landas Kontinen Indonesia dengan Malaysia dan
Thailand di selat Malaka, Batas Landas Kontinen Indonesia dengan Australia di
selat Arafuru. Indonesia memiliki hak penuh untuk mengelola sumber alam yang
terkandung di dasar laut yang masih dalam wilayah Batas Landas Kontinen dengan
tetap menghormati dan tanpa mengganggu jalur lalu lintas pelayaran damai. Hal
lain yang perlu diindahkan dandilindungi adalah kepentingan-kepentingan yang
menyangkut masalah: pertahanan keamanan, perhubungan, telekomunikasi dan
transmisi listrik bawah laut, perikanan, penelitian ilmiah dan cagar alam.
c.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) adalah daerah-daerah yang berbatasan dengan
laut bebas seperti sebelah selatan pulau Jawa dan sebelah barat pulau Sumatera
yang berbatasan dengan Samudera Hindia atau Maluku Utara yang berbatasan dengan
Samudera Pasifik. ZEE diukur sejauh 200 mil laut dari garis pantai yang paling
jauh menjorok ke laut (garis dasar). Di wilayah ini Indonesia memiliki hak dan
kesempatan yang pertama untuk mengelola sumber daya alam yang terdapat di
dalamnya dengan tanpa mengganggu jalur lalu lintas damai yang terdapat di
wilayah tersebut. Di luar ZEE adalah laut bebas yang siapapun boleh
memanfaatkannya sepanjang iamampu.
demikian
hasil tangkapan siap dipasarkan, atau bahkan kapal dapat langsung berlayar
menuju negara tempat tujuan ekspor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar