A.
Usaha dan
hukum I termodinamika
Termodinamika merupakan ilmu yang mempelajari hubungan kalor dan bentuk lain dari energi. Kalor bergerak secara alami dari materi yang lebih panas ke materi yang lebih dingin .Contohnya lemari es ,panas secara terus menerus diambil dari ruangan dalam yang dingin dan dibuang ke udara luar yang lebih panas ,itu sebabnya bagian samping dan belakang biasanya hangat .
Dalam termodinamika dikenal dengan istilah sistem dan lingkungan .Sistem merupakan benda yang akan diteliti dan lingkungan merupakan semua benda yang ada dialam .
Energi dalam
Suatu gas yang berada dalam suhu tertentu dikatakan memiliki energi dalam. Energi dalam gas berkaitan dengan suhu gas tersebut dan merupakan sifat mikroskopik gas tersebut. Meskipun gas tidak melakukan atau menerima usaha, gas tersebut dapat memiliki energi yang tidak tampak tetapi terkandung dalam gas tersebut yang hanya dapat ditinjau secara mikroskopik.
Berdasarkan
teori kinetik gas, gas terdiri atas partikel-partikel yang berada dalam keadaan
gerak yang acak. Gerakan partikel ini disebabkan energi kinetik rata-rata dari
seluruh partikel yang bergerak. Energi kinetik ini berkaitan dengan suhu mutlak
gas. Jadi, energi dalam dapat ditinjau sebagai jumlah keseluruhan energi
kinetik dan potensial yang terkandung dan dimiliki oleh partikel-partikel di
dalam gas tersebut dalam skala mikroskopik. Dan, energi dalam gas sebanding
dengan suhu mutlak gas. Oleh karena itu, perubahan suhu gas akan menyebabkan
perubahan energi dalam gas. Secara matematis, perubahan energi dalam gas
dinyatakan sebagai
1. gas monoatomik
2..gas diatomik
Dimana perubahan energi dalam adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan perubahan suhu adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).
Dimana perubahan energi dalam adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah konstanta umum gas (R = 8,31 J mol−1 K−1, dan perubahan suhu adalah perubahan suhu gas (dalam kelvin).
Hukum I Termodinamika
Jika
kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem
akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil
dari sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan
terasa lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah
satu bentuk dari hukum kekekalan energi.
Sistem
yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang mengalami
perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang
diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami
perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi
dalam termodinamika atau disebut hukum I termodinamika. Secara matematis, hukum
I termodinamika dituliskan sebagai
perubahan
kalor (Q)=perubahan usaha(W)+ perubahan energi dalam(U)
Dimana
Q adalah kalor, W adalah usaha, dan adalah perubahan energi
dalam. Secara sederhana, hukum I termodinamika dapat dinyatakan sebagai
berikut.
Jika
suatu benda (misalnya krupuk) dipanaskan (atau digoreng) yang berarti diberi
kalor Q, benda (krupuk) akan mengembang atau bertambah volumenya yang berarti
melakukan usaha W dan benda (krupuk) akan bertambah panas (coba aja dipegang,
pasti panas deh!) yang berarti mengalami
perubahan energi dalam .
Proses Isotermik
Suatu
sistem dapat mengalami proses termodinamika dimana terjadi perubahan-perubahan
di dalam sistem tersebut. Jika proses yang terjadi berlangsung dalam suhu
konstan, proses ini dinamakan proses isotermik. Karena berlangsung dalam suhu
konstan, tidak terjadi perubahan energi dalam ( perubahan energi dalam =
0) dan berdasarkan hukum I termodinamika kalor yang diberikan sama dengan usaha
yang dilakukan sistem (Q = W).
Jika
gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan
melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (perubahan
kalor= perubahan energi dalam ), gas tidak melakukan usaha (W = 0) dan
kalor yang diberikan sama dengan perubahan energi dalamnya. Kalor di sini dapat
dinyatakan sebagai kalor
gas
pada volume konstan QV.
QV = perubahan energi dalam
Proses Isobarik
Jika
gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan,
gas melakukan usaha (W = p.perubahan volume). Kalor di sini dapat
dinyatakan sebagai kalor gas pada tekanan konstan Qp.
Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik berlaku
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam
sama dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
QV =perubahan energi dalam
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan
sebagai
W
= Qp − QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas
(W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi (kalor) yang diserap gas
pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang diserap
gas pada volume konstan (QV).
Proses Adiabatik
Dalam
proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan
gas sama dengan perubahan energi dalamnya (-perubahan usaha = perubahan
energi dalam)
Jika
suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume
masing-masing p1 dan V1 mengalami proses
adiabatik sehingga tekanan dan volume gas berubah menjadi p2
dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai
B. Siklus termodinamika dan hukum II termodinamika
1. Siklus Carnot
Berdasarkan sifatnya siklus dibagi menjadi 2 ,yaitu siklus reversible (dapat balik) dan siklus irreversible (tidak dapat balik). Siklus carnot termasuk siklus reversible.
- pada proses A-B terjadi ekspansi isotermik
- pada proses B-C terjadi ekspansi adiabatik
- pada proses C-D terjadi pemampatan isotermik
- pada proses D-A terjadi pemampatan adiabatik
Mesin kalor dan mesin pendingin
menggunakan siklus energi kalor secara spontan dan tidak spontan. Jika mesin
kalor kalor menyerap energi dari
benda bersuhu tinggi ~ sebab dan benda yang bersuhu rendah akan
secara spontan menyerap energi tersebut. Benda bersuhu rendah dinyatakan
mempunyai energi sebesar .
Berdasar prinsip mesin pemanas
tersebut, maka
perhitungan efisiensi mesin panas
menjadi :
Efisiensi mesin pendingin Carnot adalah sebagai berikut :
K=Q2/Q1-Q2
karena selalu lebih besar nilainya dari maka hasil pembagian fungsi tersebut selalu lebih dari angka 1.
2. Siklus Otto
Siklus mesin bakar atau biasa disebut siklus Otto ..
- pada proses 1-2 terjadi pemampatan adiabatik
- pada proses 2-3 terjadi isokhorik
- pada proses 3-4 terjadi ekspansi adiabatik
- pada proses 4-1 terjadi iskhorik
Usaha yang dilakukan sistem pada siklus Otto adalah :
W= Q1 - Q2
Efisiensi siklus Otto adalah :
efisiensi= 1 - Q2/Q1
3. Siklus Diesel
- pada proses 1-3 terjadi pemampatan adiabatik
- pada proses 3-3a langkah daya pertama ekspansi isobarik
- pada proses 3a-4 terjadi ekspansi adiabatik
- pada proses 4-1 terjadi penurunan suhu
4. Siklus Rankine
Siklus mesin uap disebut juga siklus Rankine.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar