Dalam
beberapa tahun terakhir sejumlah fisikawan mencoba mengaplikasikan
konsep-konsep fisika dalam menyelesaikan berbagai persoalan di dunia
ekonomi. Para ahli ekonofisika ini memusatkan perhatian mereka dalam
usaha memahami fenomena statistik yang ditemui dalam fluktuasi harga di
dunia ekonomi. Apakah dunia fisika sudah kehabisan persoalan untuk
dipecahkan sehingga para fisikawan ini mulai mengintip dunia ekonomi?
Mengapa para ahli fisika harus peduli dengan apa yang terjadi di suatu stock market? Apakah mungkin mereka sudah bosan mengutak-atik inti atom dan kapasitor listrik?
Justru
sebaliknya. Dunia ekonomi memiliki berbagai persoalan menarik yang
disertai juga dengan sejumlah data yang harus dianalisa. Bagi para ahli
fisika, dinamika suatu sistem yang berfluktuasi secara kompleks dan
dipengaruhi oleh berbagai elemen yang saling berinteraksi, merupakan
suatu tantangan ilmiah tersendiri. Dalam proses analisanya mereka tetap
menggunakan teknik eksperimen dengan konsep-konsep fisika yang sudah
mereka kenal. Kemampuan analisa sistem yang kompleks ini ditunjang juga
dengan pengetahuan matematika dan komputer untuk membantu
penyederhanaannya. Tetapi yang menjadi alasan utama para fisikawan mulai
merambah dunia ekonomi adalah bahwa kehidupan semua orang, termasuk
mereka sendiri, sangat dipengaruhi oleh perilaku dunia ekonomi. Jika
suatu negara menghadapi financial crashes karena jatuhnya harga
saham, penduduk paling miskin di negara yang bersangkutan, yang mungkin
tidak memiliki saham, tetap merasakan akibatnya.
Lalu
bagaimana cara pengaplikasian konsep fisika ini dalam menganalisa
fluktuasi harga? Dalam mengawali suatu eksperimen yang melibatkan data
dalam jumlah berlimpah, para ahli fisika menggunakan pendekatan
empiris. Data empiris tersedia dalam jumlah sangat berlimpah di dunia
ekonomi. Tetapi hubungan yang jelas antara data-data tersebut belum
dapat didefinisikan secara pasti.
Benoit
Mandelbrot (1963) berhasil menganalisa fluktuasi harga yang terjadi
dalam pasar komoditi kapas. Analisa ini melibatkan 1000 data dalam tiga
set data yang berbeda. Hasil analisa yang diplot dalam kurva fungsi
distribusi kumulatif menunjukkan perilaku yang mengikuti aturan Power Law.
Gopikrishnan menggunakan prinsip analisa yang sama untuk meneliti
fluktuasi saham dengan jumlah data mencapai 40 juta. Hasil
penelitiannya menunjukkan perilaku yang juga mengikuti aturan Power Law.
Keberhasilan analisa menggunakan prinsip-prinsip fisika ini bukan hanya didapatkan dalam penelitian fluktuasi harga. Persoalan
lain di dunia ekonomi, seperti analisa untuk meneliti hubungan antara
saham-saham yang berbeda, sudah mulai memiliki titik terang. Metode
yang digunakan untuk analisa ini melibatkan metode Random Matrix Theory (RMT) yang biasa digunakan ahli fisika untuk menganalisa spektrum inti atom yang kompleks.
Penelitian
lebih lanjut menganalisa pengaruh perkembangan suatu sektor industri
terhadap sektor industri lainnya, termasuk industri yang saling
berkaitan maupun yang tidak saling mempengaruhi secara langsung. Ilustrasi yang diangkat oleh Eugene Stanley
seorang pelopor ekonofisika menunjukkan interaksi langsung antara
perusahaan General Motors dan Ford. Jika General Motors memiliki masalah
dengan kualitasnya, tentu pelanggan mereka akan langsung mencari
pengganti yang dapat menawarkan kualitas yang lebih baik, misalnya
Ford. Perusahaan Ford harus mempekerjakan lebih banyak orang untuk
memenuhi permintaan pasar yang meningkat itu. Meningkatnya jumlah
tenaga kerja ini pada akhirnya mempengaruhi suatu industri makanan
untuk memperbesar produksinya agar dapat memenuhi kebutuhan pangan para
tenaga kerja tersebut. Fenomena ini merupakan pengaruh tidak langsung
yang dapat diamati. Para ahli ekonofisika menganalogikannya dengan interaksi feromagnetik dengan antiferomagnetik.
Berbagai
penemuan yang sudah dihasilkan para ahli ekonofisika selama dekade
terakhir ini sangat besar manfaatnya dalam menganalisa dunia ekonomi
yang penuh kompleksitas. Tetapi sebagian besar orang masih selalu
melontarkan pertanyaan klasik: Di mana buktinya bahwa fisika dapat
menyederhanakan persoalan kompleks dunia ekonomi, dan apakah
penyederhanaan tersebut benar-benar dapat diaplikasikan untuk
menganalisa persoalan ekonomi? Bagaimana jika sekarang pertanyaan
itu dikembalikan kepada mereka sendiri? Adakah yang dapat membuktikan
bahwa fisika tidak dapat menyumbangkan sesuatu untuk dunia ekonomi?
Adakah yang dapat membuktikan bahwa analogi-analogi yang digunakan
tidak dapat mewakili persoalan ekonomi? Mungkin ini saatnya bagi para ahli ekonomi untuk mulai memperluas sudut pandang mereka tentang fisika. (***)
(Yohanes Surya)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar